-
Telkomsel lewat MAXStream Studios merilis tiga film pendek terpilih di JAFF 2025, membuktikan teknologi digital mampu menjadi panggung megah bagi pelestarian budaya dan kreativitas sineas lokal.
-
Tiga karya pemenang menawarkan perspektif unik—mulai dari satire sosial, isu buruh, hingga kerusakan hutan Kalimantan—yang dikemas mendalam oleh talenta muda Indonesia.
-
Melanjutkan tradisi juara di festival internasional (seperti Berlinale), film-film berkualitas ini nantinya dapat dinikmati secara eksklusif melalui platform MAXStream.
Suara.com - Telkomsel melalui unit produksi konten orisinalnya, MAXStream Studios,resmi meluncurkan tiga film pendek terpilih dari program kompetisi ‘Secinta Itu Sama Indonesia’ (SISI).
Ketiga karya sineas muda ini dijadwalkan tayang perdana di panggung bergengsi Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025 pada 30 November mendatang.
Program SISI merupakan evolusi dari inisiatif sukses tahun sebelumnya, Secinta Itu Sama Sinema (SISS).
Tahun ini, SISI telah mengurasi ratusan proposal film yang masuk sejak Agustus hingga September 2025 dengan tema besar "Kecintaan Terhadap Indonesia".
Langkah ini menjadi bukti nyata bagaimana transformasi digital dapat menjadi katalis bagi pelestarian budaya dan pemberdayaan talenta lokal.
General Manager Digital Content Creation and Community Telkomsel, Anto M. C. Sihombing, menegaskan bahwa program ini adalah wujud dukungan konkret teknologi terhadap seni bercerita.
"Sebagai rumah produksi konten orisinal milik Telkomsel, MAXStream Studios melalui program ‘Secinta Itu Sama Indonesia’ berkomitmen untuk memberikan ruang yang inklusif bagi sineas muda untuk mengekspresikan kreativitas dan kecintaan mereka terhadap Indonesia,"ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (20/11/2025).
![Telkomsel MAXStream Studios menggelar Secinta Itu Sama Indonesia, Jakarta, Kamis (20/11/2025). [Suara.com/Dythia]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/11/21/65734-telkomsel-maxstream-studios-menggelar-secinta-itu-sama-indonesia.jpg)
Menurut dia, keberhasilan tahun lalu juga menjadi bukti bahwa talenta Indonesia mampu bersinar di panggung global.
"Karena itu, kami akan terus mendukung lebih banyak lagi karya yang mencerminkan kekayaan budaya, keberagaman perspektif, dan energi kreatif anak bangsa," tambah Anto.
Baca Juga: Review Film Pendek Sore Ini Milik Aksa: Sebuah Sore Sunyi yang Menyalakan Api Kreativitas
Tiga Kisah Unik dari Sineas Muda
Setelah proses kurasi ketat, tiga judul film berhasil terpilih mendapatkan pendanaan produksi dan mentoring eksklusif. Ketiga film tersebut menawarkan perspektif yang segar dan berani:
- Hanya Ada Kedamaian di Balik Jendela Rumahku (Sutradara: Ayesha Alma Almera): Sebuah satire misteri tentang intrik warga kampung akibat tipuan sesajen palsu di bawah jendela.
- Yuck and Yum! (Sutradara: Kurnia Alexander): Mengangkat isu microaggression yang dialami seorang buruh saat proses syuting konten kuliner.
- The Lost Forest (Sutradara: Mizam Fadilah Ananda): Kisah menyentuh tentang kerusakan hutan Kalimantan dari kacamata anak kecil yang menjalani ritual kedewasaan.
Sutradara kenamaan Indonesia sekaligus Juri SISI 2025, Aco Tenriyagelli, memuji kedalaman ide yang ditawarkan para peserta di tengah arus digitalisasi saat ini.
"Program ‘Secinta Itu Sama Indonesia’ bukan hanya kompetisi film pendek, tetapi ruang dialog kreatif yang mempertemukan ide-ide segar dengan nilai-nilai kebudayaan kita," kata Aco.
Dari ratusan proposal yang masuk, pihaknya melihat keragaman ide dari teman-teman sineas yang mencoba merekam keragaman di sekitar kita dengan cara yang unik, menghibur, juga perenungan yang dalam.
Melanjutkan Jejak Prestasi Global
Peluncuran karya SISI di JAFF 2025 tepat merayakan edisi ke-20 dengan tema "Transfiguration" yang diharapkan dapat mengulang kesuksesan program sebelumnya.
Sebagai catatan, alumni program tahun lalu berhasil menembus festival internasional.
Salah satunya adalah film Little Rebels Cinema Club karya Khozy Rizal yang sukses menyabet penghargaan Crystal Bear di Festival Film Internasional Berlin (Berlinale) 2025 serta berbagai penghargaan di Inggris, Italia, hingga Jepang.
Bagi para penikmat film dan teknologi yang ingin menyaksikan karya-karya sineas muda ini, selain tayang perdana di JAFF, film-film tersebut nantinya akan tersedia secara eksklusif melalui platform streaming video MAXStream.