Sarjana Jadi Sopir, Diploma Jadi PRT: Ironi Pendidikan Tinggi di Tengah Krisis Lapangan Kerja!

Rinaldi AbanBBC Suara.Com
Jum'at, 02 Mei 2025 | 18:28 WIB
Pencari kerja memadati area gelaran Jakarta Job Fair 2025 di GOR Pancoran, Jakarta, Selasa (29/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tenaga kerja lulusan pendidikan tinggi seperti diploma dan sarjana terpaksa banting setir menjadi pembantu rumah tangga, pengasuh anak, sopir, bahkan office boy (pramukantor). Ini dilakukan demi bertahan hidup di tengah minimnya lapangan pekerjaan di sektor formal dan badai pemutusan hubungan kerja dalam beberapa tahun terakhir.

Salah satunya, Heru Kurniawan, Sarjana Teknik Mesin lulusan 2023, yang sekarang jadi sopir mobil rental. "Keluarga tidak masalah saya jadi sopir, tapi saya pribadi merasa sayang, karena perjuangan menempuh pendidikan sarjana susah, menghabiskan waktu dan biaya," tuturnya.

Sementara Reza Pahlevi, yang bekerja sejak lulus SMA untuk bisa menjadi sarjana, harus mengubur mimpinya menjadi tentara karena terhalang usia.

Sejumlah pengamat menyebut situasi ini mengkhawatirkan dan harus menjadi "alarm" bagi pemerintah untuk tak lagi berleha-leha dan mengeklaim kondisi ekonomi Indonesia dalam keadaan baik-baik saja, namun kenyataannya tak demikian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI