Wawancara Eksklusif: Kudeta Myanmar dan Perjuangan Jurnalis Bertahan

Rully Fauzi Suara.Com
Selasa, 28 Oktober 2025 | 20:45 WIB
Joint Secretary of The Independent Press Council of Myanmar (IPCM), Su Myat Wai. [Suara.com/Ramadhani]

Suara.com - Empat tahun setelah kudeta militer, Myanmar telah berubah menjadi neraka bagi para jurnalis.

Hidup di bawah ancaman penangkapan, pengasingan, hingga serangan udara, para pewarta kini terpaksa bekerja secara diam-diam dan mengandalkan 'mata' warga biasa untuk terus menyuarakan kebenaran.

Joint Secretary of The Independent Press Council of Myanmar (IPCM) Su Myat Wai, berbagi kisah mencekam tentang bagaimana rekan-rekannya bertahan di tengah represi junta.

Kondisi kebebasan pers di Myanmar berada di titik paling mengkhawatirkan dalam sejarah.

Su Myat Wai menilai, situasi pers di negaranya terus merosot sejak kudeta militer 2021, dan kini menjadi salah satu yang terburuk di Asia.

Tidak adanya kebebasan pers berdampak pada kondisi demokrasi negara yang juga kian buruk.

Tim Produksi: Jasmine / Raihan / Dhani / Kelysha / Arsyad

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI