Pengusaha Mebel yang Sukses dengan Modal 'Dengkul'

Doddy Rosadiadmin Suara.Com
Senin, 20 Oktober 2014 | 06:20 WIB
Pengusaha Mebel yang Sukses dengan Modal 'Dengkul'
Jokowi

Suara.com - “Jangan pernah menunggu untuk memulai sebuah usaha, langsung saja dimulai dan tidak harus takut dengan hambatan yang akan menghadang,” kata Joko Widodo.

 Sebagai seorang insinyur perkayuan, Jokowi memutuskan untuk ‘nyebur’ ke bisnis mebel di Solo, kota kelahirannya. Modalnya utamanya bukan uang tetapi modal 'dengkul' yaitu keberanian. Sedangkan modal berupa uang didapatnya dari pinjaman bank.

Keputusan untuk menjadi pengusaha mebel diambil Jokowi setelah dirinya merasa ‘bosan’ menjadi karyawan di salah satu BUMN di Aceh selama 1,5 tahun. Dia mulai belajar dengan menjadi anak buah pamannya, yang sudah lebih dulu membuka usaha mebel. Menjual mebel ternyata bukan hal yang mudah. Produk mebel pertama yang dijualnya adalah tempat tidur dan perlengkapannya. Jokowi menjajakan tempat tidur buatannya itu di kota Solo.

Ketika itu, Jokowi hanya dibantu oleh tiga orang karyawan. Dia ikut membantu proses pembuatan mebel mulai dari mengasah kayu hingga membuat produk itu hingga jadi.  Selama beberapa tahun, Jokowi hanya berkutat menggarap konsumen di Solo. Baru pada tahun ketiga dia mulai melebarkan sayap ke luar Solo. Berkat sering berpartisipasi dalam sejumlah pameran, Jokowi mulai tertarik untuk mengekspor produk mebelnya.

Dia sangat yakin, mebel buatan Indonesia bisa bersaing dengan produk dari negara lain. Untuk melakukan ekspor tentu perlu modal dalam jumlah yang tidak sedikit. Beruntung, Jokowi berhasil mendapatkan pinjaman berupa agunan deposito. Jokowi punya kiat tersendiri agar produk mebelnya bisa bersaing dengan produk lain yaitu selalu memperhatikan model terbaru dan juga tren disain serta tren warna.

“Inovasi baru mengikuti selera pasar itu penting tetapi juga harus punya keunikan yang membuat produk saya beda dengan produk lainnya. Keunikan ini yang akan menarik perhatian konsumen,” ujar Jokowi.

Keseriusan menjalani bisnis mebel ternyata membuahkan hasil yang positif. Produk-produk mebelnya tidak hanya laku di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Jokowi adalah tipe pengusaha yang tidak akan pernah melewatkan sebuah peluang sekecil apa pun. Kemampuan untuk menangkap peluang merupakan salah satu syarat untuk bisa menjadi pengusaha yang sukses. Dua syarat lainnya adalah inovasi dan kreativitas.

Jokowi perlu waktu sembilan tahun untuk bisa merasakan jerih payahnya di industri mebel. Kerja keras Jokowi dalam memperkenalkan produk mebel Indonesia ke luar negeri membuat dirinya dijadikan sebagai anak angkat dari Perum Gas Negara. Sejak itulah, Jokowi mulai melakukan ekspor produk mebelnya dengan masif ke luar negeri.

Semakin ketatnya persaingan membuat Jokowi selalu melakukan inovasi kepada produknya. Karena, hanya dengan inovasi itulah maka konsumen akan melihat mebel buatannya berbeda dengan mebel buatan kompetitor.

 Selain itu, cara promosi produk juga akan mempengaruhi daya tarik masyarakat. "Kemudian cara promosikannya seperti apa? Kalau sekarang ini politisi membangun sebuah citra. Harusnya ya bekerja sesuai dengan keinginan masyarakat," ujarnya.

Setelah 20 tahun lebih berkecimpung di industri mebel, hari ini, Senin (20/10/2014), Jokowi akan memulai pekerjaan yang jauh lebih berat dibandingkan ketika dia pertama kali memutuskan untuk menjadi pengusaha, yaitu memimpin 250 jutaan warga negara Indonesia sebagai Presiden.

Prinsip yang diterapkan Jokowi dalam menjalankan usaha di bisnis mebel sepertinya bisa diterapkannya lagi guna membawa Indonesia sebagai negara maju dan menyejahterakan masyarakatnya.

Prinsipnya itu adalah, “Setiap usaha yang dijalani pasti akan menemukan masalahnya, untuk menghadapi masalah dalam berusaha dibutuhkan ketekunan dengan begitu pengusaha akan menguasai permasalahan.” (Dari berbagai sumber)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI