Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui pemerintah telah melakukan pembicaraan dengan Vietnam untuk impor beras. Selain Vietnam, ternyata pemerintah juga bicara dengan Thailand.
“Iya memang kita sudah melakukan pembicaraan dengan Vietnam dan Thailand terkait impor beras. Tapi stok mereka jauh di bawah harapan kita agak terlambat karena sudah didahului Filipina. Dengan perjanjian kita mintanya kapan, dia perlu waktu sebulan untuk menyediakannya," kata Darmin dalam rapat di Badan Anggaran di gedung DPR, Selasa (13/10/2015).
Ia mengatakan untuk saat ini Indonesia membutuhkan cadangan beras yang lebih besar opsi impor menjadi cadangan.
Ia menambahkan cadangan beras yang dimiliki Perum Bulog sangat minim hal tersebut lantaran adanya ancaman el nino yang kuat sedang melanda Indonesia. Dengan intensitas kekeringan yang amat tinggi, akan berlangsung sampai Desember. Kondisi ini membuat produksi tanam padi terganggu sehingga bisa terjadi kekurangan pasokan beras di awal 2016.
“Perum Bulog memang punya stok sebesar 1,25 juta ton. Tapi 900 ribu ton itu beras premium untuk komersial. Sedangkan beras medium sebesar 300 ribu ton. Dengan adanya kebijakan pemerintah yang menambah penyaluran beras 13-dan 14 untuk beras sejahtera, diperkirakan stok beras milik Bulog ini akan habis dalam waktu dua bulan. Makanya ada pembicaraan impor beras,” katanya.
Kendati demikian, pihaknya mengaku belum berani memastikan apakah pemerintah akan segera melakukan impor beras dari Vietnam dan Thailand. Hal tersebut bergantung pada dampak el nino tersebut. Ia mengatakan keputusan pemerintah akan melakukan impor atau tidak akan diputuskan pada November mendatang.
“Dilihat dulu, kalau el nino ini dampaknya ke beras tidak terlalu besar makanya kita tidak perlu melakukan impor. Kalau ternyata tidak perlu, tidak perlu kita datangkan, kita jual lagi saja. Kita yakin bisa laku dan tidak akan rugi. Kita tunggu November-Desember," kata dia.