Cara BPJS Ketenagakerjaan dan Polytama Propindo Tingkatkan Mutu Pegawainya

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 08 Februari 2019 | 09:08 WIB
Cara BPJS Ketenagakerjaan dan Polytama Propindo Tingkatkan Mutu Pegawainya
Leadership Cafe ke 3 dihadiri lebih dari 70 leader dan praktisi HR perusahaan swasta nasional maupun perusahaan negara. (Dokumen: Kubik Leadership)

“Saat ini komposisi karyawan terjadi mix, ada baby boomer dan gen X yang expert secara teknis, dan gen milenial yang bekerja cukup tanggap dan cepat menyesuaikan dengan perubahan. Selain itu, isu mempertahankan karyawan dari godaan pindah ke perusahaan sejenis juga menjadi concern mengingat sangat sedikit orang yang mempunyai spesifikasi teknis di bidang petrokimia,” terangnya.

"Bagaimana meretain mereka dan memastikan koordinasi berjalan lancar di lapangan, adalah fokus kami dalam rangka menjadikan Polytama menjadi pemimpin di industri Polypropylene di Indonesia," Didik menambahkan.

Sesuai milestone yang dimiliki, Didik sudah menyiapkan SDM nya jauh hari sebelumnya. Di 2017 fokus Polytama menyiapkan masa depan dengan strategi breakthrough, di 2018 menyiapkan sistem dan kondisi sustain dan 2019 memperoleh pertumbuhan melalui peningkatan kinerja karyawan.

Apa strategi kunci dalam pengembangan SDM di era VUCA yang sudah berangsur menjadi new norm ini? dr. Amir Zuhdi, Brain Behavioral Expert menyampaikan, dengan melakukan aktivasi di beberapa bagian otak dengan cara F3C, yaitu fokus dalam menentukan visi dan prioritas, fleksibel, memiliki kecakapan mengelola emosi sehingga mudah beradaptasi dengan segala perubahan, fast dalam membuat sistem atau aturan yang mudah dijalankan, dan kolaborasi, adanya team yang saling memahami dan memiliki chamistry yang sama sehingga terwujud dream team.

Di samping itu dr Amir juga mengingatkan perlunya tim yang tangguh dan gesit melakukan penyesuaian atas strategi yang diambil perusahaan.

Tangguh yang dimaksud, bagaimana cukup kuat untuk menahan kondisi buruk atau penanganan terhadap situasi yang tidak diinginkan, disamping mampu menanggung kesulitan atau rasa sakit yang mungkin muncul.

Adapun gesit atau agility, memiliki mental yang cepat dan tajam sehingga dapat berfikir dan mengerti kondisi dengan cepat, mampu cekatan menyesuaikan dan beradaptasi terhadap perubahan.

Jamil Azzaini, Inspirator SuksesMulia dari Kubik Leadership yang menggagas Leadership Cafe mengingatkan para leader untuk mempertajam strategi agar tidak tersalip dan tertinggal dan mengubah pendekatan pada karyawan.

“Buka mata lebar lebar, cari tahu apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhan dan keinginan karyawan dan gunakan hati, untuk mendekati mereka. Sekali Anda dapat menemukan kebutuhan keinginan dan benar dalam mendekati mereka, produktivitas karyawan akan melejit dan mampu menghasilkan hal-hal besar," kata Jamil.

Baca Juga: Jumlah Peserta BPJS Ketenagakerjaan Lampaui Target di 2018

"Perbedaan generasi adalah anugrah dan disikapi dengan positif karena masing-masing mempunyai kelebihan. Teruslah untuk tumbuh dan membuka wawasan seluas-luasnya agar mendapatkan keuntungan dari perubahan yang tengah terjadi,” Jamil menambahkan.

Di sesi kedua, beberapa peserta antusias menanyakan seputar topik yang disampaikan. Mereka mengaku puas dengan forum yang selalu menghadirkan expert dan leader yang dapat diambil pengalaman dan pengetahuannya.

Leadership Cafe merupakan acara dua bulanan yang dilakukan secara gratis agar semakin banyak leader dan SDM mampu menghasilkan talent terbaik yang siap membangun Indonesia menuju SuksesMulia.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI