Hal ini sesuai dengan program kerja pemerintah, ungkap Yustian yang saat ini menjadi Pegiat Peduli Kawasan Berikat.
Dia juga menjelaskan, dalam kinerja keuangan yang dipublikasikan oleh KBN terlihat, pada 2014 laba bersih perseroan sempat membukukan pencapaian sebesar Rp 265,34 miliar. Pada 2015, laba bersih terjun bebas menjadi Rp 56,63 miliar.
Menurut laporan keuangan KBN 2015, penurunan yang tajam ini karena tidak terealisasinya pembangunan dermaga C-04 kawasan Marunda terkait perizinan.
Pada 2016, laba bersih naik menjadi Rp 138,3 miliar dan meningkat menjadi Rp 163,09 miliar, namun pada 2018, laba bersih KBN turun menjadi Rp 149,78 miliar, atau hanya 74% dari target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2018. Penurunan laba bersih tentunya dipengaruhi oleh beban usaha perusahaan.
Dalam laporan keuangan KBN terlihat beban pokok usaha pada 2018, naik menjadi Rp 296,42 miliar dari beban tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp 279,67 miliar, bahkan pada 2016, KBN membukukan beban pokok usaha mencapai Rp 313,13 miliar.