Jadi Ayah Enam Anak, Ini Kisah Perjuangan Sugiyanto Meraih Sukses

Selasa, 18 Agustus 2020 | 17:45 WIB
Jadi Ayah Enam Anak, Ini Kisah Perjuangan Sugiyanto Meraih Sukses
Sugiyanto, pedagang dan kepala keluarga dengan enam anak. (Dok : Baznas)

Sama seperti usaha sebelumnya, usaha sate goreng Sugiyanto cepat mengalami kenaikan omset. Dalam kurun waktu tiga bulan, ia bisa membuka satu cabang lagi di daerah Jakarta Utara.

Tak berhenti sampai disitu, Sugiyanto mampu menjual usahanya secara franchise hingga 17 outlet bahkan hingga luar Jawa. Tiga tahun berjalan, Sugiyanto mampu memiliki 8 outlet dengan 8 karyawan.

Namun lagi-lagi Sugiyanto harus mengalami kekecewaan karena usaha yang ia rintis lambat laun mengalami penurunan akibat ulah oknum karyawannya yang membuat usahanya gulung tikar. Bahkan ia harus kembali meninggalkan hutang di salah satu bank.

“Saya mengirim sendiri ke berbagai cabang yang di Jakarta setiap hari kok produk saya habis, uang habis, sementara pemasukan menurun setiap hari. Salah saya percaya ke orang 100 persen,” tuturnya.

Sugiyanto pun memutuskan kembali menutup usahanya dan beralih ke usaha barunya, dengan memilih berjualan tempe dan toge. Kebutuhan keluarga yang terus meningkat dengan enam orang anak, serta tanggungan hutang, membuat Sugiyanto harus extra kerja keras memutar otak untuk menghidupi keluarganya.

“Kalau untuk sehari-hari dari dagang toge dan tempe cukup, tapi untuk yang lain harus menutup utang saya kesulitan. Pikiran harus jalan, yasudah saya jadi kuli dengan bayaran Rp 50.000 per hari saya jalani dengan keterbatasan apapun itu,” ucapnya.

Ternyata dengan menjadi kuli, menjadi jalan pembuka rezeki Sugiyanto dan keluarganya. Di dekat tempatnya bekerja sebagai kuli, ada sebuah usaha produksi rumahan tempe sagu yang membuatnya tertarik untuk menekuninya.

Sugiyanto memberanikan diri untuk bertanya proses pembuatan, untuk kemudian ia praktikkan di rumah. Namun praktik membuat tempe sagu yang dijalankan Sugiyanto tak semudah yang dibayangkan. Dengan berbagai uji coba resep selama satu bulan, Sugiyanto baru menemukan resep yang pas untuk hasil produknya.

Ia pun memberanikan diri menawarkan ke warung kecil dengan produksi yang masih terbatas. Untuk menambah produksinya, Sugiyanto berinisiaitif mengajukan diri ke Baznas setelah mendapatkan informasi dari salah seorang rekannya.

Baca Juga: Jokowi dan Ma'ruf Amin Bayar Zakat Online ke Baznas

“Sebelum mendapat bantuan Baznas, saya menumpang mertua, tidur di ruangan 2 x 1,5 meter dengan istri dan enam anak di sebuah tempat tinggal bedeng semi permanen di daerah Pulo Gadung,” katanya.

Setelah mendapatkan bantuan modal dari Baznas, Sugiyanto memutuskan mengontrak tempat baru untuk mengembangkan usahanya. Dari sebelumnya belum memiliki kendaraan operasional, perlahan Sugiyanto mampu memiliki untuk memasarkan produknya.

Selain bantuan modal, Sugiyanto juga mendapat pendampingan dari Baznas, mulai dari kemasan, hingga cara pemasaran secara online.

“Pokoknya saya dituntun oleh Baznas, bagaimana agar produk unggulan saya terlihat menonjol, unggul, dan laku di pasaran. Makanya saya manfaatin banget pendampingan ini untuk kemajuan usaha saya,” katanya.

Secara perlahan, ekonomi keluarga Sugiyanto pun mengalami peningkatan. Pelan-pelan ia mampu memenuhi kebutuhan pendidikan empat anaknya.

Dengan memaksimalkan media online yang ada, Sugiyanto kini justru kewalahan memenuhi pesanan yang ada.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI