Suara.com - Untuk mencari solusi yang tepat, The National Plastic Action Partnership (NPAP) Indonesia bekerjasama dengan UpLink by the World Economic Forum dan the Ocean Plastic Prevention Accelerator (OPPA) meluncurkan the Informal Plastic Collection Innovation Challenge.
Setelah melalui berbagai tahap penyaringan yang cukup panjang, akhirnya tim IPCIC berhasil memilih 12 inovator terbaik menuju babak lanjutan kompetisi Informal Plastic Collection Innovation Challenge (IPCIC).
Sebanyak 78 inovator di bidang pengelolaan sampah telah mengirimkan solusinya melalui situs UpLink sejak 23 Maret 2021 hingga 9 Mei 2021 lalu.
Proses penjurian dan seleksi dilaksanakan berdasarkan relevansi tema, urgensi, dampak sosial-ekonomi serta potensi pengembangannya menuju skala lebih besar di Indonesia.
OPPA dan the World Economic Forum sangat mengapresiasi seluruh inovator yang telah berusaha mengajukan solusinya.
“24 pakar terkait sektor persampahan Indonesia terlibat dalam proses seleksi. Semua ahli dengan hati-hati meninjau semua kiriman di UpLink dan mewawancarai inovator terpilih. Sungguh luar biasa melihat komitmen para ahli untuk menemukan solusi yang tepat untuk menjawab tantangan pengelolaan sampah di Indonesia,” kata Project Manager OPPA, Duala Oktoriani dalam keterangannya, Sabtu (26/6/2021).
Adapun 12 inovator terpilih antara lain:
- Duitin
- Empower
- Griya Luhu
- Kabadiwalla Connect
- NEPRA
- Octopus
- Plastic Bank
- Rekosistem
- Second Life Ocean
- Seven Clean Seas
- The Kabadiwalla
- ZeWS -Trashcon
Bersama Ciptakan Ekosistem Kolaboratif
Data dari the National Plastic Action Partnership (NPAP) menyebutkan 70% sampah plastik nasional, diperkirakan sejumlah 4,8 juta ton per tahun tidak terkelola dengan baik, seperti dibakar di ruang terbuka (48%), tak dikelola layak di tempat pembuangan sampah resmi (13%) dan sisanya mencemari saluran air dan laut (9%).
Baca Juga: Berkat Bank Sampah, Lebih dari 16 Ribu Ton Sampah Berhasil Diolah
Angka ini diprediksi bertambah mengingat jumlah produksi sampah plastik di Indonesia menunjukkan tren meningkat 5% tiap tahun.