Pupuk Kaltim Tingkatkan Daya Saing Batik Lokal Melalui SNI

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 04 Oktober 2021 | 07:50 WIB
Pupuk Kaltim Tingkatkan Daya Saing Batik Lokal Melalui SNI
Batik mitra binaan Pupuk Kaltim.

Suara.com - Perkembangan dan eksistensi batik sebagai salah satu kekayaan nusantara tak luput dari perhatian PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), untuk mengenalkan warisan budaya Indonesia tersebut ke berbagai kalangan.

Hal itu mendasari Pupuk Kaltim melakukan pembinaan bagi pengusaha batik lokal, agar mampu tumbuh dan berdaya saing. Kini dua batik mitra binaan Pupuk Kaltim, yakni Batik Beras Basah dan Batik Kuntul Perak, telah mendapat tempat di masyarakat sebagai batik lokal khas Bontang, bahkan telah merambah ke mancanegara.

Owner Batik Beras Basah Eko Widji Rahayu atau yang akrab disapa Ewied, mengatakan Pupuk Kaltim berperan penting terhadap kemajuan dan perkembangan usahanya, hingga menjadi salah satu batik kebanggaan masyarakat Bontang. Pada 2018, Batik Beras Basah mampu menjadi batik lokal pertama di Kalimantan Timur yang meraih Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) untuk jenis batik tulis, cap dan kombinasi, dari Badan Standardisasi Nasional (BSN).

“Kini kami telah melayani berbagai permintaan pasar di dalam dan luar negeri, untuk berbagai jenis produk batik mulai kain hingga pakaian jadi dan lainnya,” kata Ewied dalam keterangannya ditulis Senin (4/10/2021).

Batik Beras Basah terinspirasi dari nama icon wisata Kota Bontang, dengan corak biota laut. Nama ini juga dinilai mewakili Bontang agar nama daerah maupun Pulau Beras Basah sebagai icon wisata semakin dikenal secara luas.

Batik Beras Basah telah menjadi mitra binaan Pupuk Kaltim sejak 2010, yang tak hanya memperoleh manfaat berupa modal usaha, tapi juga difasilitasi beragam pelatihan dan kompetensi, hingga promosi dan hak paten merek dagang.

“Termasuk difasilitasi untuk pengurusan SPPT SNI, sehingga produk kami bisa berkembang dengan inovasi yang lebih beragam,” tambah Ewied.

Tantangan pandemi Covid-19 tak luput dari perjalanan Batik Beras Basah, yang sempat terimbas karena anjloknya permintaan. Pupuk Kaltim tak lepas tangan, melalui pemberdayaan pembuatan ribuan masker berbahan dasar kain batik untuk dibagikan ke masyarakat secara bertahap, hingga pembuatan souvenir untuk tamu Perusahaan.

Ewied bersama tim batik Beras Basah mampu bertahan dan mulai kembali bergeliat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Juga: Runway K-Festival 2021 Hadirkan Hanbok dari Kain Batik

Manfaat yang sama juga turut dirasakan Kadir Assegaf, owner Batik Kuntul Perak yang juga difasilitasi Pupuk Kaltim untuk mendapatkan SPPT SNI pada 2019. Pemberdayaan di awal pandemi Covid-19 untuk pembuatan masker batik bak durian runtuh baginya, karena jumlah pesanan 10.000 masker di luar ekspektasinya akibat kelangkaan masker kala itu.

Pesanan itu dibagi Kadir ke berbagai penjahit lokal, agar bisa bersama merasakan manfaat pemberdayaan Pupuk Kaltim, karena dirinya menyadari hampir seluruh sektor usaha masyarakat terimbas akibat pandemi.

Pengusaha batik lokal pertama di Bontang ini juga menjadikan masker batik sebagai peluang baru, disamping pengembangan corak serta desain pakaian yang lebih milenial untuk mengajak generasi muda gemar terhadap batik.

“Kami menggandeng belasan penjahit lokal Bontang serta puluhan penjahit pemula dari LKP binaan Pupuk Kaltim, agar kita bisa bangkit bersama dari pandemi,” terang Kadir.

Dirinya menyebut langkah besar yang diambilnya itu tak lepas dari komitmen Pupuk Kaltim yang selama ini sangat berjasa dalam pengembangan batik lokal, khususnya usaha yang dia kelola. Sejak 2007 menjadi mitra binaan Pupuk Kaltim, dia telah mendapatkan beragam manfaat.

“Kini giliran kita menebar manfaat, agar apa yang dilakukan Pupuk Kaltim selama ini benar-benar berdampak positif dengan lebih luas di masyarakat,” tandasnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI