Sementara Mayerfas menyampaikan, Kedutaan Besar di Den Haag menyambut baik upaya peningkatan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Belanda melalui skema imbal dagang B2B. Upaya ini dapat berkontribusi mendorong kembali hubungan dagang kedua negara yang terdampak pandemi Covid-19.
“KBRI Den Haag sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan Kemendag yang bekerja sama dengan pemangku kepentingan dan mendukung penuh penandatanganan MoU sebagai komitmen awal untuk imbal dagang,” ucap Mayerfas.
Menurutnya, Belanda merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia di Eropa yang dapat berfungsi sebagai hub di pasar Eropa. Negara ini menempati urutan teratas sebagai tujuan ekspor terbesar produk Indonesia di seluruh benua dengan total 3,6 miliar dolar AS pada 2020.
“Saat ini, sebagian besar produk ekspor utama Indonesia ke Belanda mencakup minyak sawit dan fraksinya, tekstil, alas kaki, furnitur, rempah-rempah dan perikanan. Sebaliknya, produk Belanda ke Indonesia mulai dari senjata militer, limbah kertas atau karton, serta produk susu dan olahan makanan lainnya,” imbuh Mayerfas.
Sebelumnya, Kemendag telah memfasilitasi PPI tiga penandatanganan serupa, yakni dengan Meksiko (2/7), Rusia (4/8), dan Jerman (12/8).
Beberapa waktu lalu, PPI kembali mengekspor kopi ke Mesir. Hal tersebut akan PPI jalankan sampai akhir tahun 2021 sebanyak 600 ton. Sebagai info, penandatangan nota kesepahaman imbal dagang dengan Meksiko yang telah dilaksanakan pada September 2021 lalu, dalam waktu dekat juga akan dilanjutkan dengan penandatangan kontrak.
Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi, beberapa waktu yang lalu melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Belanda, Tom de Bruijn, di sela pertemuan para Menteri Bidang Perdagangan dan Investasi G-20 di Sorrento, Italia. PPI berharap salah satunya dengan rencana kerja sama dengan Esro dapat membuka potensi transaksi antara RI dengan Belanda.
Menurut data Kementerian Perdagangan, produk-produk yang banyak diminati Belanda dan negara Eropa lainnya dari Indonesia di antaranya rotan dan berbagai bumbu dan rempah-rempah.
Data Kedubes RI untuk Belanda, tercatat pada tahun 2020 ekspor Indonesia ke Uni Eropa sebesar USD 14,3 miliar dengan negara tujuan utama Belanda, Jerman, Italia, Spanyol, dan Belgia. Kinerja ekspor ke Belanda pada masa pandemi ini tidak mengalami penurunan bahkan beberapa produk justru meningkat seperti rempah, lada, home décor, rotan, kayu, pakaian jadi, dan alas kaki.
Baca Juga: Jelang Hari Pangan Sedunia, PPI Lakukan Panen Raya Lewat Agro Solution
Meningkatnya minat pasar internasional terhadap rempah-rempah Indonesia bukanlah sesuatu yang baru karena kualitas produknya yang baik. Melihat iklim dan cuaca negara Eropa di mana tidak semua kebutuhan rempah-rempah dapat terpenuhi, maka hal tersebut menjadikan potensi besar bagi Indonesia.