Suara.com - Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya turut mengutuk operasi militer Rusia di Ukraina dan mengaku dirinya berdoa untuk rakyat Ukraina.
Hal ini ia sampaikan dalam pidatonya di Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) di Florida. Ucapannya ini bertolak belakang dengan sikap dia sebelumnya ketika memuji Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sebelumnya, Trump membuat jengkel sejumlah anggota partai Republik setelah menyebut tindakan Putin di Ukraina sebagai "jenius" dan "cukup cerdas".
Beberapa jam sebelumnya, AS dan sekutunya mengumumkan sanksi baru kepada Rusia. Mereka akan mendepak sejumlah bank Rusia dari sistem pembayaran global dan membatasi kemampuan bank sentral Rusia untuk mendukung mata uang rubel.
Di depan kerumunan peserta CPAC, Trump mengungkapkan simpatinya kepada rakyat Ukraina dan kali ini memuji Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Dia menyebut Zelenskiy "berani" karena dia tetap bertahan di Kiev, ibu kota Ukraina.
"Serangan Rusia terhadap Ukraina mengerikan. Kita berdoa bagi rakyat Ukraina yang bangga. Tuhan memberkati mereka semua," kata Trump.
Dikabarkan pula, Trump memenafaatkan panggung CPAC untuk menyerang Presiden Joe Biden. Dia mengatakan Putin menyerang Ukraina dengan memanfaatkan "kelemahan" Biden.
Ia mengaitkan invasi itu dengan pemilihan presiden AS 2020, dan lagi-lagi dengan menuduh adanya kecurangan di balik kemenangan Biden.
Baca Juga: Apakah NATO Membantu Ukraina Melawan Gempuran Invasi Rusia? Ini Penjelasannya
"Seperti yang dipahami setiap orang, bencana mengerikan ini tak akan pernah terjadi jika pemilihan kita tidak dicurangi dan jika saya presidennya," kata dia.