Suara.com - Keluarga Alumni Institut Pertanian (KAINSTIPER) mendukung Presiden Jokowi untuk menyelamatkan masyarakat dunia dari kelaparan dan kekurangan gizi yang berasal dari minyak makanan. Presiden Jokowi memikul tanggung jawab besar guna memenuhi kebutuhann masyarakat dunia akan minyak sawit.
Ini merupakan bagian dari tanggung jawab Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Adanya persoalan antrian minyak goreng curah dibeberapa daerah, juga harus menjadi perhatian pemerintah untuk melakukan perbaikan secara holistik, tanpa meninggalkan pihak manapun, termasuk petani kelapa sawit nasional.
Pasalnya, paska larangan sementara ekspor CPO dan produk turunannya pada akhir April lalu, oleh Presiden Jokowi dan jajarannya, telah berdampak positif terhadap ketersediaan minyak goreng curah di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Sebagai produsen terbesar minyak sawit mentah (CPO) dunia, Indonesia menjadi satu-satunya harapan konsumen global termasuk Indonesia, untuk memenuhi peningkatan kebutuhan permintaan pasarnya.
Lantaran memiliki keterbatasan pasokan CPO, akibat meningkatnya permintaan pasar global, maka secara drastis terjadi kenaikan harga jual CPO di pasar global.
Hal yang sama terjadi pula paska larangan ekspor CPO dan produk turunannya pada akhir April lalu, secara signifikan harga CPO di pasar global langsung melambung tinggi hingga US$ 1.634/ton.
Lantaran larangan sementara ekspor CPO dan produk turunannya oleh Presiden Jokowi, langsung direspon pasar dunia, sebagai rendahnya pasokan CPO di pasar global. Perilaku pasar ini, mengacu kepada keberadaan Indonesia sebagai penyuplai terbesar akan kebutuhan pasar minyak sawit dunia, yang mencapai lebih dari 85% bersama-sama dengan Malaysia.
Kondisi terkini, pasar global masih berada dalam keadaan aman, pasalnya, banyak pengguna CPO global di negara-negara tujuan ekspor, yang sudah memperhitungkan adanya libur perdagangan di Hari Raya Idul Fitri lalu. Sehingga, keberadaan stok kebutuhan CPO masih terbilang mencukupi. Namun, keberadaan stok CPO pasar global akan mengalami shortage (kekurangan pasokan) berkepanjangan, apabila kran ekspor CPO dan produk turunannya tidak segera dibuka kembali oleh Presiden Jokowi.
Baca Juga: Alasan Penahanan Empat Tersangka Korupsi Minyak Goreng Diperpanjang
“Konsumen pasar global, akan mengalami kejadian yang sama seperti di Indonesia, beberapa waktu lalu, dimana terlihat banyak antrian demi mendapatkan minyak goreng curah,” kata Ketua Umum Kainstiper, Priyanto PS ditulis Rabu (11/5/2022).
Sebab itu, menurut Priyanto PS, keberadaan CPO dan produk turunannya, yang sudah cukup menyuplai kebutuhan masyarakat Indonesia, harus kembali diperdagangkan secara luas kepada masyarakat dunia, termasuk memenuhi permintaan pasar ekspor.
Pasalnya, sebagai produsen terbesar CPO dunia, Indonesia memiliki kewajiban untuk membantu masyarakat dunia mendapatkan kebutuhan minyak makanan, yang paling efektif dan efisien, untuk dikonsumsi yaitu minyak sawit Indonesia.
“Sesuai janji Presiden akan pemenuhan kebutuhan pasokan minyak goreng nasional yang sudah mencukupi bagi seluruh rakyat Indonesia, maka larangan sementara ekspor CPO dan produk turunannya, harus segera dicabut Presiden Jokowi. Tujuannya, supaya konsumen minyak goreng diseluruh dunia bisa mendapatkan kebutuhan hidupnya mengonsumsi minyak sawit Indonesia,”kata
Priyanto PS, seraya mendorong keterlibatan Indonesia menyuplai kebutuhan konsumen dunia.
Peranan Penting Minyak Goreng Bagi Kehidupan Dunia.
Pentingnya keberadaan CPO dan produk turunannya, supaya dapat memenuhi kebutuhan minyak makanan bagi masyarakat dunia termasuk Indonesia, juga harus menjadi prioritas utama Pemerintah Indonesia. Sebab itu, keberadaan minyak goreng di Indonesia, harus diatur lebih ketat dengan prioritas utama akan pemenuhan pasokan minyak goreng nasional bagi seluruh rakyat Indonesia.