Kelemahan mod adalah ukuran, kepraktisan dan keterjangkauan biayanya. Karena mod memiliki berbagai bagian yang dapat diatur sesuai selera dan pilihan e-liquid, idealnya membutuhkan satu kotak khusus berisikan peralatan untuk mengganti koil, batre, kapas, dan lain-lain.
Sementara Pod, tidak seperti mod, tidak dibuat untuk memproduksi uap yang seperti awan. Pod menggunakan jenis teknologi sub-ohm yang sama dengan mod untuk membuat uap, meskipun dengan daya dan suhu yang lebih rendah. Dari segi bentuk pun, pod biasanya berbentuk lebih ramping dan memiliki banyak pilihan yang penuh gaya.
“Hadirnya pod sangat ideal bagi mereka yang mencari vape berkualitas, bebas repot, dan nyaman bagi mereka yang memiliki gaya hidup on-the-go,”
Bagi yang lebih memilih pod pun perlu mempertimbangkan sistem yang dimiliki pod yaitu open dan closed system. Open sistem artinya vapers dapat mengotak-atik coil, cartridge dan liquidnya sesuka hati, e-liquid yang digunakan juga harus berbahan salt nic yang dimasukkan secara manual oleh vapers ke dalam tangki.
Sementara closed system sebaliknya, pod yang liquid, cartridge dan coilnya hanya diproduksi oleh pemilik brand masing-masing. Sebagai contoh, RELX dan NCIG.
“Pilihan mod atau pod dengan open maupun closed system, sebetulnya kembali lagi ke referensi vapers masing-masing. Asalkan produk yang dipilih dan akan dikonsumsi merupakan produk asli, bukan barang ilegal dan tidak jelas isi kandungannya. Jika memang tidak mau terlalu pusing memilih dan vapers adalah tipe orang yang praktis, pod dengan closed system adalah pilihan paling tepat,” tutup Hokkop.