Nilai investasi proyek ini mencapai US$19,85 miliar. Namun demikian, proyek ini mempunyai tantangan ke depan yaitu adanya percepatan transisi energi, persyaratan dekarbonisasi, dan perubahan industri hulu migas, sehingga perlu dievaluasi dan diidentifikasi ulang mengenai ruang lingkup proyeknya.
“Indonesia negara sangat strategis dan merupakan customer JBIC terpenting, karena itu saya sangat berbahagia bisa bertemu langsung dengan Menko Airlangga dan Menteri Agus. Dukungan JBIC di bidang energi dengan mendukung listrik 11,6 GW yang sangat membantu pembangunan ekonomi Indonesia,” Gubernur JBIC Hayashi menyampaikan.
Selain membahas mengenai energi, pertemuan juga membahas pengembangan sektor otomotif di Indonesia. Di Indonesia, hampir 90% prinsipalnya berasal dari Jepang dan JBIC ikut membiayai pengembangan sektor otomotif.
“Kami mendukung investasi perusahaan Jepang di sektor manufaktur terutama di sektor otomotif, karena dengan dukungan kuat Pemerintah RI selama ini, otomotif Jepang menjadi sangat dicintai di Indonesia bahkan melebihi di Jepang sendiri. JBIC akan lebih mendorong peningkatan nilai dari investasi yang sudah ada,” terang Gubernur Hayashi.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang berharap agar ada proyek-proyek industri manufaktur yang besar di Indonesia dapat didukung oleh JBIC.
Gubernur Hayashi menyambut baik harapan Menteri Agus dan menjanjikan akan terus mendukung investasi perusahaan Jepang di industri manufaktur, khususnya sektor otomotif.
Menteri Agus menambahkan bahwa pada September 2022 akan ada acara Business Forum yang mengulas Industri Farmasi, sehingga dia pun mengundang JBIC untuk berpartisipasi.
“Kami sangat senang mendengar bahwa proyek-proyek utama di Indonesia akan menjadi prioritas bagi JBIC. Indonesia yang mempunyai populasi dan ukuran ekonomi terbesar di kawasan sangat tepat untuk menjadi prioritas utama JBIC." pungkas Airlangga.
Baca Juga: Simulasi Pilpres 2024: Duet Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno Kalahkan Pasangan Lain