Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta kepala daerah untuk melakukan pengawasan dan mitigasi terhadap tingginya laju inflasi di sejumlah daerah. Khususnya inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga pangan.
Menko Airlangga memaparkan saat ini setidaknya ada 30 provinsi yang memiliki tingkat inflasi diatas nasional.
"Kemudian secara spasial 30 provinsi realisasinya di atas nasional. Oleh karena itu menjadi perhatian para Gubernur untuk ikut menjaga dan melalui TPID agar melakukan ekstra effort agar stabilisasi harga dapat dijaga," kata Menko Airlangga dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022 di Istana secara virtual, Kamis (18/8/2022).
Menko Airlangga mengakui bahwa kenaikan inflasi saat ini menjadi tantangan, mengingat tren inflasi dunia yang terus meningkat.
Dia mengatakan, beberapa faktor tantangan yang menyebabkan laju inflasi di paruh kedua naik. Pertama, peningkatan harga komoditas global, cuaca, hingga faktor produksi yang terjadi di beberapa daerah.
Meski demikian kata dia saat ini laju inflasi tanah air terbilang masih cukup terkendali.
"Dapat kami laporkan, pengendalian inflasi menghadapi tantangan, sehingga laju inflasi 2022 di kisaran 4,4-4,8 persen (yoy). Sedangkan versi Bloomberg laju inflasi Indonesia di 4,5 persen (yoy),” ucapnya.
Adapun data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juli mencapai 4,94 persen (year on year) atau lebih tinggi, dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya 4,45 persen (yoy). Sedangkan inflasi inti masih terjaga di level 2,86 persen (yoy).
Baca Juga: Inflasi 30 Provinsi di Indonesia Masih Tinggi, Mayoritas dari Sumatera