Power of Siberia 2 akan mengirimkan 50 bcm gas alam setiap tahun, menjadikan total impor gas dari Rusia ke China menjadi 88 bcm melalui pipa ketika kedua jalur Power of Siberia mencapai kapasitas penuh.
Rusia saat ini menyumbang sekitar 10 persen impor gas tahunan China melalui pipa dan pengiriman LNG (gas alam cair).
Namun, dengan peningkatan kapasitas yang direncanakan, Rusia akan menjadi pemasok gas utama China. Beijing saat ini mengimpor sekitar 45 persen dari kebutuhan gasnya.
Meski China juga penghasil gas alam. Namun, produksi dalam negeri belum cukup untuk memenuhi kebutuhan gas tahunan sekitar 372 bcm, Beijing memproduksi 208 bcm gas alam dan mengimpor lebih dari 160 bcm pada 2021
China menerima sepertiga gasnya dari jaringan pipa dan sisanya dari LNG. Beijing tahun lalu mengimpor 53,2 bcm melalui pipa, dibandingkan dengan 109,5 bcm LNG.
Di antara pemasok LNG China adalah Australia (43,6 bcm), AS (12,4 bcm), Qatar (12,3 bcm), dan Malaysia (11,7 bcm).
Negara tersebut mengimpor 31,5 bcm gas melalui pipa dari Turkmenistan, 7,6 bcm dari Rusia, 5,9 bcm dari Kazakhstan, 4,3 bcm dari Uzbekistan, dan 3,9 bcm dari Myanmar.
China memiliki 24 terminal LNG yang beroperasi pada November 2022, dengan total kapasitas penerimaan tahunan sebesar 109,5 juta ton. Negara ini memiliki 15 pabrik penyimpanan gas dengan total kapasitas 17 bcm.
Beijing bermaksud memperluas terminal LNG dengan menambah 34 terminal baru pada 2035, sehingga total kapasitasnya menjadi 224 juta ton. Sebagian besar terminal LNG berada di kota-kota selatan dan timur.