“Hasil pantauan kami bersama pemerintah hari ini di pasar tidak ada lagi pedagang yang menjual anjing dan kucing. Ini luar biasa dan kita berharap aturan pemerintah itu benar-benar bisa dipatuhi masyarakat khususnya pedagang,” katanya.
Bekerja sama dengan AFMI sejak beberapa hari terakhir, lanjut Lola, HSI sudah ikut menyelamatkan puluhan ekor anjing dan kucing dari tempat pemotongan hewan di Tomohon.
“Hari ini juga kami berhasil menyelamatkan 21 ekor anjing dan tiga ekor kucing dari rumah jagal,” sebutnya.
Setelah diselamatkan, anjing dan kucing itu dibawa ke selter AFMI untuk menjalani perawatan dan divaksin untuk mencegah rabies.
Lola menjelaskan, dari hasil pendataan yang ditemukan di Indonesia, HSI memperkirakan sekitar 1 juta anjing dan ratusan ribu kucing dibunuh untuk konsumsi di Indonesia setiap tahunnya.
“Dengan hotspot konsumsi itu di Solo, Jawa Tengah, Medan, Sumatra Utara, dan di Minahasa, Sulawesi Utara,” paparnya.
Sedangkan di Asia, lanjut Lola, HSI memperkirakan sekitar 30 juta anjing dibunuh tiap tahunnya.
“Mulai dari China, Korea Selatan, dan beberapa negara asia lain,” tandasnya.
Namun tidak semua senang dengan keluarnya peraturan tersebut. Pedagang daging anjing dan kucing di Tomohon kecewa.
Baca Juga: 3 Wanita Cekoki Kucing Miras di Padang Resmi Tersangka, Terancam 9 Bulan Penjara
“Mau bagaimana lagi. Itu sudah aturan pemerintah, jadi tetap harus diikuti,” kata Melki Pongo, saat ditemui di rumah jagal miliknya di Tomohon.
Hampir 30 tahun Melki menjadi pemasok anjing dan kucing ke pasar ekstrem Tomohon dan beberapa pasar tradisional lainnya di Sulawesi Utara. Menurutnya, selama itu menjual belikan anjing dan kucing aman-aman saja.
Namun, sejak viralnya aktivitas penyembelihan anjing dan kucing yang dikatakan banyak pihak kejam di pasar ekstrem Tomohon membuat berkembangnya desakan untuk menghentikan penjualan kedua hewan tersebut. Terlebih soal kampanye penghentian konsumsi anjing dan kucing karena penyebab rabies.
“Meski ada desakan seperti itu saya tetap menyuplai anjing dan kucing. Sekarang aturan sudah keluar, jelas saya harus patuhi,” ungkapnya.
Melki menjelaskan, 90 persen anjing dan kucing yang dijual di Sulawesi Utara khususnya di Tomohon berasal dari Palu, Sulawesi Tengah, Mamuju, Sulawesi Barat, dan Makassar, Sulawesi Selatan.
“Bahkan ada pasokan dari Kalimantan juga karena di wilayah yang banyak Muslim itu tidak makan anjing. Makanya mereka mau jual anjing,” terangnya.
Untuk harga, lanjut Melki, murah. Karena per ekor dibeli hanya Rp50 ribu sampai Rp100 ribu, sementara sampai di Sulawesi Utara dijual mahal.