Suara.com - Upaya penguatan sektor perikanan nasional terus didorong salah satunya melalui penerapan digitalisasi pada proses bisnis perikanan sehingga meningkatkan efisiensi dan transparansi. Langkah digitalisasi bisnis perikanan tersebut turut dilakukan oleh Holding BUMN Pangan ID FOOD melalui kolaborasi dengan pelaku startup.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/ID FOOD Dirgayuza Setiawan, usai melakukan penandatanganan Memmorandum of Understanding (MoU) tentang Pengembangan dan Penerapan Sistem Teknologi Informasi Perdagangan Perikanan dengan D3 Labs, startup fintech berbasis teknologi blockchain di forum SAFET (Seafood and Fisheries Emerging Technologies) 2023.
Menurutnya, kerja sama ini merupakan bentuk komitmen perseroan dalam mewujudkan bisnis perikanan yang transparan dan berdaya saing.
Adapun SAFET Conference tahun ini menghadirkan pelaku teknologi, NGO dan perwakilan pemerintah dari 29 negara untuk memecahkan permasalahan perikanan dunia.
Perwakilan 29 negara yang hadir pada SAFET 2023 yaitu, Afrika Selatan, Somalia, Indonesia, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, China, Thailand, United Kingdom (UK), Prancis, Jerman, Islandia, Denmark, Italia, Belanda, Spanyol, Portugal, Polandia, States of Micronesia (FSM), Kepulauan Solomon, Vanuatu, Tonga, Republik Kepulauan Marshall, USA, Kanada, Australia, Selandia Baru, Fiji, dan Ekuador.
“Kami menyadari betapa pentingnya penguatan industri perikanan, terutama di Indonesia sebagai salah satu produsen ikan terbesar di dunia. Kolaborasi dengan D3 Labs merupakan bentuk komitmen dalam mendorong inovasi di industri perikanan. Selain berdampak pada efisiensi dan transparansi, pemanfaatan teknologi blockchain ini dapat meningkatkan produktivitas, kesejahteraan mitra nelayan, serta keberlanjutan di sektor perikanan,” ujar Yuza ditulis Kamis (5/10/2023).
Ia mengatakan, kerja sama ini dapat memberikan dampak positif bagi nelayan, produsen, konsumen, serta stakeholder perusahaan lainnya.
“Sinergi pemanfaatan teknologi inovatif ini berpotensi membuka peluang baru untuk mendukung pertumbuhan bisnis perikanan ID FOOD sekaligus mendorong pertumbuhan sektor perikanan nasional,” paparnya.
Yuza menambahkan, saat ini bisnis perikanan ID FOOD dijalankan oleh PT Perikanan Indonesia sebagai Member of ID FOOD.
Baca Juga: Teknologi Blockchain Dinilai Mampu Dorong Pertumbuhan Ekonomi Hijau, Ini Perannya
Perusahaan yang telah 33 tahun berkiprah di industri perikanan nasional tersebut aktif menjalankan proses bisnis perikanan hulu-hilir, dari mulai menjalin kemitraan dengan nelayan, melakukan off take, menyimpan dan mengolah hasil tangkap, serta melakukan penjualan produk turunan.
“Dukungan pelaku startup diharapkan dapat mengakselerasi transformasi digital dalam aktivitas bisnis PT Perikanan Indonesia,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono menerangkan, perusahaan akan menggunakan platform pelelangan ikan real time dengan teknologi blockchain sebagai bentuk digitalisasi dari perdagangan ikan konvensional.
Program aplikasi bernama Indonesia Fishery Exchange (IFX) dapat merubah sistem penjualan yang masih manual menjadi digital. Platform ini diharapkan dapat mulai beroperasi dalam waktu dekat.
“Nantinya, IFX akan memberikan manfaat berupa peningkatan pembelian ikan hasil tangkapan nelayan, transparansi harga jual ikan serta kepastian tempo pembayaran,” tutur Sigit.
Sementara itu, Pendiri dan Co-CEO D3 Labs Tigran Adiwirya, meyakini kolaborasi ini, dapat menciptakan perubahan positif dalam ekosistem industri perikanan Indonesia.