Suara.com - Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) berpartisipasi aktif dalam acara “Cerita Nusantara : Unveiling the Story of Indonesia Artistry” yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas).
Cerita Nusantara 2023 juga akan menandai kerjasama strategis dengan PTI, yang fokus pada pemberdayaan disabilitas. PTI akan mengambil peran penting dalam acara ini, menunjukkan komitmen terhadap inklusi dan pemberdayaan.
Myra Winarko, Ketua Umum Yayasan PTI, mengungkapkan, dukungan dari Kemenkop UKM dan Dekranas memberikan peluang besar bagi 31 juta kaum disabilitas di Indonesia.
PTI, sebagai inkubator bisnis bagi disabilitas, telah menjalankan berbagai program pembinaan di seluruh Indonesia. Ini termasuk pelatihan untuk membuat telur asin, make-up artis, melukis, dan memasak, yang telah membantu banyak disabilitas menjadi lebih mandiri dan masuk ke pasar kerja.
“PTI telah berkomitmen menjawab tantangan pembangunan ekosistem digital bagi kaum disabilitas, dari hulu hingga hilir. Ke depannya, PTI juga berencana mengembangkan platform sendiri untuk terus mendukung pembinaan dan pemasaran digital bagi disabilitas,” kata Myra dalam keterangan tertulisnya, Rabu (29/11/2023).
Myra menambahkan, begitu banyak kerjasama antara PTI dan Kemenkop selama ini dalam kegiatan selebrasi hari disabilitas internasional.
Kerjasama ini diisi dengan menyelenggarakan kegiatan Karya Tanpa Batas di tahun 2023, diantaranya dengan melakukan kegiatan pelatihan digitalisasi bagi para disabilitas, membuat lomba karya lukis yang diikuti lebih dari 100 orang penyandang disabilitas, melakukan pameran dan bazaar yang diikuti 40 jenis usaha penyandang disabilitas dan pemberian award bagi insan disabilitas yang inspiratif.
“Pada tahun ini, kerjasama Kemenkop dan PTI difokuskan dalam membangun beberapa badan usaha disabilitas untuk menjadi inkubator bisnis INWIDITA. Kerjasama ini terdiri dari 6 jenis usaha disabilitas yang akan mendapatkan pelatihan capacity building dan business matching untuk mencari investor yang cocok dengan badan usaha tersebut,” ujar Myra.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menekankan pentingnya mengembangkan ekosistem bisnis yang berkelanjutan dengan melakukan pendekatan secara klaster.
“Klaster itu bisa dari produknya maupun klaster wilayah. Contoh di Garut, kami mendirikan pabrik konveksi untuk menghasilkan produk olahan kulit seperti jaket, sepatu, dan tas,” ungkap Teten.