Hal ini berangkat dari permasalahan yang ditemukan, yaitu berkaitan dengan penyakit DBD dan limbah plastik non-B3 yang dihasilkan oleh Rumah Sakit di Kota Prabumulih yang cenderung menggunakan plastik non-degradable.
Selain itu, adanya penumpukan kulit limbah jeruk yang selama ini dihasilkan oleh KWT Subur Makmur dan kegaitan wisata jeruk di Desa Air talas menghasilkan emisi dan berkontribusi terhadap GWP. Berdasarkan masalah tersebut PT Pertamina EP Limau Field menghadirkan “OraPlast: Dari Limbah Menjadi Rupiah.
"Terimakasih bahwa selama ini program PT Pertamina EP Limau Fielddi desa kami sangat memberikan manfaat yang banyak terhadap warga desa air talas,” kata Kepala desa air talas.
Dari segi Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk sebanyak 10,4 ton/bulan, Pengurangan penggunaan plastik sebanyak 26% di Rumah Sakit Kota Prabumulih atau setara dengan 37,88 ton/tahunSebanyak 521,79 ton CO2eq tereduksi melalui penggunaan OraPlast.
Mengaktifkan sosial masyrakat yang mana terbentuk 3 unit kelompok: Kelompok Tani Tunas Hijau, Kelompok Wanita Tani Subur Makmur, Kelompok Amerta, Adanya Kemitraan: Enviplast, Ilusyx Creative, Tani Sani, INAgri, BPP Tebat Agung, Dinas Koperasi.
Lebih lanjut untuk Peningkatan penjualan BUDE ARTA MAJU sebanyak 59% dari sebelumnya hanya Rp 411.111/bulan menjadi Rp 1.000.000/bulan, Peningkatan pendapatan petani jeruk melalui kegiatanBudidaya Jeruk 20% dari sebelumnya hanya Rp 2.555.556/bulan menjadi Rp 2.055.556/bulan, Peningkatan pendapatan 12 orang melalui pengolahan kulit jeruk sebesar Rp 4.185.000/bulan.
Dan manfasat lainnya adalah 19 orang penerima BLT atau 45,2% dientaskan berdasarkan Garis Kemiskinan Kabupaten Muara Enim, 41 orang kelompok Tani Tunas Hijau, 12 orang kelompok Wanita Tani Subur Makmur, 12 orang kelompok Amerta, dan beberapa orang penerima manfaat tidak langsung.