Kemudian dari segi perekonomian global, kebijakan Presiden AS Donald Trump dikhawatirkan akan mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia.
Pada Januari dan Februari, diperkirakan akan terjadi perang dagang antara AS dengan Tiongkok, Eropa, Kanada, dan Meksiko.
Selain itu, Trump juga mengancam akan memberikan denda 100 persen kepada negara-negara anggota BRICS yang tidak menggunakan dolar AS dalam perdagangan internasional.
Terlebih, Federal Reserve memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga meski Trump meminta mereka melakukan penyesuaian.
Berbagai gejolak ekonomi itu kemungkinan besar menjadi pemicu kurs rupiah dipermainkan oleh peretas.
Sebelumnya diberitakan, Bank Indonesia atau BI memberikan penjelasan terkait nilai tukar Dollar AS ke Rupiah yang anjlok di tampilan Google. BI memastikan nilai tukar tersebut keliru.
Berdasarkan pantauan Suara.com pada Sabtu (1/2/2025) petang, jam 18.39 WIB, nilai tukar Dollar terhadap Rupiah menjadi Rp 8.170,65.
"Level nilai tukar USD/IDR Rp 8.100-an sebagaimana yang ada di google bukan merupakan level yang seharusnya," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso pada Sabtu (1/2/2025).
Berdasarkan data BI nilai tukar seharusnya Rp16.312 per dolar AS pada tanggal 31 Januari 2025. Atas adanya kekeliruan tersebut, BI akan menghubungi pihak Google Indonesia.
Baca Juga: Dollar Anjlok ke Rp8.170,65 di Google, Publik Teringat Sejarah Rupiah Masa Habibie
"Terkait ketidaksesuaian tersebut untuk segera dapat melakukan koreksi yang diperlukan," ujar Ramdan.