Pasca FOMC, Bitcoin Bertahan di Atas 80.000 Dolar AS

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 21 Maret 2025 | 13:43 WIB
Pasca FOMC, Bitcoin Bertahan di Atas 80.000 Dolar AS
Ilustrasi bitcoin (Photo by Traxer on Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Oscar juga mengingatkan bahwa meskipun Bitcoin menunjukkan ketahanan yang baik, investor tetap perlu memperhatikan dinamika ekonomi global.

“Dalam kondisi seperti ini, strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) dapat menjadi pendekatan bijak bagi investor ritel untuk menghadapi volatilitas pasar dan memperkuat portofolio investasi mereka,” pungkasnya.

Dengan kebijakan moneter yang stabil serta meningkatnya minat terhadap Bitcoin sebagai aset lindung nilai, Oscar Darmawan optimistis bahwa pasar kripto akan terus menunjukkan ketahanan dan potensi pertumbuhan di tahun mendatang.

Bitcoin, mata uang kripto desentralisasi pertama di dunia, telah merevolusi cara kita memandang keuangan. Diluncurkan pada tahun 2009 oleh entitas anonim bernama Satoshi Nakamoto, Bitcoin beroperasi tanpa otoritas pusat, seperti bank sentral.

Transaksi diverifikasi oleh jaringan terdistribusi melalui proses yang disebut penambangan, yang melibatkan pemecahan teka-teki matematika kompleks.

Nilai Bitcoin sangat fluktuatif, menjadikannya aset berisiko namun berpotensi menguntungkan. Banyak yang melihat Bitcoin sebagai penyimpan nilai, lindung nilai terhadap inflasi, dan sarana untuk transaksi lintas batas yang lebih cepat dan murah.

Meskipun kontroversial, Bitcoin telah memicu gelombang inovasi di bidang teknologi blockchain dan mata uang kripto.

Adopsinya terus berkembang, dengan semakin banyak bisnis dan individu yang menerimanya sebagai alat pembayaran dan investasi.

Masa depan Bitcoin masih belum pasti, tetapi dampaknya terhadap dunia keuangan sudah tidak dapat disangkal.

Baca Juga: Top Up DANA dengan Bitcoin? Begini Cara Praktisnya Lewat Aplikasi Pintu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI