Hal sama diungkapkan oleh Larto, peserta mudik di Kemenaker, mengaku sangat senang bisa pulang kampung tanpa keluar ongkos sepeser pun.
“Saya dan keluarga ada 4 orang, istri dan anak saya, alhamdulilah bisa mudik ke Surabaya,” ungkapnya.
“Semoga tahun depan bisa lebih baik lagi, Taspen dan Bank Mandiri Taspen juga bisa gelar mudik untuk pulangnya,” tambahnya.
Mudik, sebuah kata yang sederhana namun sarat makna bagi masyarakat Indonesia, khususnya menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Lebih dari sekadar perjalanan pulang kampung, mudik adalah tradisi yang mengakar kuat, mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan, kebersamaan, dan kerinduan akan kampung halaman.
Setiap tahunnya, jutaan masyarakat berbondong-bondong melakukan perjalanan jauh, menempuh ribuan kilometer, demi bertemu sanak saudara dan merayakan momen spesial bersama.
Pemandangan stasiun, terminal, bandara, dan jalanan yang dipadati pemudik menjadi potret khas yang tak terpisahkan dari perayaan Lebaran di Indonesia.
Mudik bukan hanya soal kembali ke tempat kelahiran, tetapi juga tentang menghidupkan kembali kenangan masa kecil, mempererat tali silaturahmi, dan berbagi kebahagiaan dengan orang-orang terkasih.
Di tengah kesibukan dan hiruk pikuk kehidupan kota, mudik menjadi oase yang menenangkan, tempat untuk melepaskan penat dan merasakan hangatnya kebersamaan keluarga.
Meskipun perjalanan mudik seringkali penuh tantangan, seperti kemacetan dan kepadatan transportasi, semangat untuk berkumpul bersama keluarga seolah tak pernah padam.
Baca Juga: Taspen Siapkan Posko Mudik di Bandara Ngurah Rai
Persiapan matang, perencanaan perjalanan yang baik, dan kesadaran akan keselamatan menjadi kunci utama agar mudik dapat berjalan lancar dan menyenangkan.