Tarif Trump Bikin Bursa Global Anjlok, Bos BEI Bicara Nasib IHSG Usai Libur Lebaran

Senin, 07 April 2025 | 10:59 WIB
Tarif Trump Bikin Bursa Global Anjlok, Bos BEI Bicara Nasib IHSG Usai Libur Lebaran
Pengunjung melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (18/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menerapakan tarif impor yang lebih tinggi terhadap sejumlah negara dan mengguncang pasar keuangan global.

Kebijakan proteksionis ini sontak menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor terkait dampaknya terhadap arus perdagangan internasional, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas pasar modal.

Menanggapi hal ini, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengeluarkan pernyataan tegas yang menyerukan kepada para investor dalam negeri untuk tetap tenang dan tidak panik dalam menyikapi kebijakan tersebut.

"Investor agar tidak panik. Lakukan analisis secara cermat dan mengambil keputusan investasi secara rasional," kata Jeffrey melalui pesan singkatnya dikutip Senin (7/4/2025).

Diketahui, reaksi pasar global terhadap kebijkaan ini cukup signifikan. Indeks-indeks saham utama di berbagai belahan dunia menunjukkan volatilitas yang meningkat, dengan kecenderungan melemah akibat sentimen negatif. Nilai tukar mata uang negara-negara berkembang juga mengalami tekanan terhadap Dolar AS, yang dianggap sebagai aset safe-haven di tengah ketidakpastian global.

Sejumlah negara Asia anjlok ketika dibuka pada Senin (7/4) pagi. Tren lemah ini terus berlanjut sejak Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, merilis tarif impor baru pekan lalu.

Diberitakan Channel News Asia, pembukaan indeks acuan Jepang Nikkei 225 masih merosot hingga 7,8 persen. Indeks yang melacak 225 perusahaan besar Jepang itu mencatat level terendah sejak akhir 2023.

Indeks acuan Korea, Kospi, juga anjlok lebih dari 4,8 persen setelah dibuka. Perdagangan bahkan sempat dihentikan selama lima menit demi mencegah panic selling.

Hal serupa terjadi di Taiwan ketika indeks Taiex meloyo hingga lebih dari 9,7 persen setelah pembukaan.

Baca Juga: Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya

Catatan ini membuat pasar saham Asia mengalami periode terburuk dua hari untuk saham Wall Street dalam lima tahun terakhir. Saham berjangka AS juga anjlok pada Minggu (6/4) malam setelah nilai pasar terhapus lebih dari US$5,4 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI