Presiden juga memberikan semangat kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak gentar menghadapi tantangan yang mungkin timbul. Beliau menekankan pentingnya ketahanan nasional dan kepercayaan pada kekuatan sendiri dalam menghadapi situasi global yang tidak pasti.
"Kalaupun ada tantangan ya kita hadapi, dengan gagah, dengan tegar, mungkin ada beberapa saat jatuh, tapi kita akan hadapi dengan bangkit yang baik," kata Presiden Prabowo dengan penuh keyakinan.
Pernyataan Presiden Prabowo ini merupakan respons langsung terhadap pengumuman yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump pada Rabu (2/4) lalu. Saat itu, Presiden Trump mengumumkan rencana kenaikan tarif sedikitnya 10 persen terhadap berbagai barang impor dari banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Berdasarkan data yang dirilis, Indonesia berada di urutan kedelapan dalam daftar negara-negara yang berpotensi terkena dampak kenaikan tarif AS, dengan besaran mencapai 32 persen. Kebijakan ini juga menyasar sekitar 60 negara lainnya yang dianggap memberlakukan tarif yang lebih tinggi terhadap produk-produk AS (tarif timbal balik).
Presiden Trump menyatakan bahwa kebijakan tarif resiprokal ini bertujuan untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja di dalam negeri AS. Ia dan para pejabat pemerintahannya berpendapat bahwa AS selama ini telah "dirugikan" oleh praktik perdagangan yang dianggap tidak adil oleh banyak negara mitra dagangnya.
Potensi pengenaan tarif yang tinggi oleh AS tentu menjadi perhatian serius bagi Indonesia. AS merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia, dan kebijakan tarif dapat berdampak signifikan terhadap kinerja ekspor nasional. Beberapa sektor industri yang berorientasi ekspor ke AS berpotensi mengalami penurunan daya saing akibat kenaikan biaya masuk produk.
Selain itu, kebijakan ini juga dapat memicu ketidakpastian dalam iklim investasi dan perdagangan global. Perang dagang antara negara-negara besar dapat mengganggu rantai pasok global, meningkatkan biaya produksi, dan pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi dunia.
Keputusan Presiden Prabowo untuk mengirimkan utusan dan melakukan perundingan dengan AS merupakan langkah strategis yang tepat. Diplomasi dan negosiasi menjadi instrumen penting dalam mencari solusi yang dapat meminimalkan dampak negatif kebijakan tarif terhadap kepentingan ekonomi Indonesia.
Perundingan yang setara dan adil menjadi kunci dalam menjaga hubungan baik antara kedua negara dan mencari titik temu yang saling menguntungkan. Indonesia perlu menyampaikan argumentasi yang kuat mengenai pentingnya hubungan dagang yang sehat dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Baca Juga: Kuatkan Mental! Rupiah Babak Belur Karena Tarif Trump
Selain itu, Indonesia juga perlu memperkuat daya saing produk-produknya di pasar global, termasuk melalui diversifikasi pasar ekspor dan peningkatan kualitas produk. Langkah ini akan membantu Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada satu negara mitra dagang dan meningkatkan ketahanan ekonomi nasional terhadap gejolak perdagangan internasional.