Menurut Erick, jumlah BUMN yang lebih sedikit tidak hanya mencerminkan efisiensi, tetapi juga kemampuan untuk memberikan kontribusi yang lebih signifikan bagi perekonomian nasional. Dengan klasterisasi yang lebih jelas, BUMN diharapkan bisa lebih sinkron dengan kebutuhan pasar.
"Setiap proses ini memiliki waktu yang berbeda, ada yang selesai dalam setahun, ada yang dua tahun. Namun, seperti Pelindo, Pelni, dan ASDP, proses ini sudah kami komunikasikan dengan Menteri Perhubungan, dan beliau mendukung langkah ini," kata Erick.
Sebelumnya, Jumlah BUMN yang sebelumnya mencapai lebih dari 100 perusahaan kini dipangkas secara bertahap menjadi sekitar 41 entitas inti. Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa langkah ini bukan sekadar upaya penyederhanaan, namun juga transformasi menyeluruh agar BUMN dapat bersaing secara sehat di pasar global dan memberikan kontribusi maksimal terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Ini bukan soal mengurangi, tapi soal memperkuat. Kita ingin BUMN tidak hanya besar secara jumlah, tapi juga kuat secara fundamental. Kita satukan yang sektornya tumpang tindih, kita lebur yang tidak efisien, dan kita fokuskan pada value creation,” ujar Erick