Nilai Tukar Rupiah Terancam Konflik Pakistan dan India

Kamis, 08 Mei 2025 | 07:15 WIB
Nilai Tukar Rupiah Terancam Konflik Pakistan dan India
Rupiah bisa tekenan ancaman konfli Pakistan India (1/8/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Indonesia (BI) terus mewaspadai tekanan konflik geopolitik di beberapa negara yang bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah. Salah satunya adalah memanasnya yakni India dengan Pakistan, yang diperkirakan akan mengganggu pergerakan rupiah.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Erwin Gunawan Hutapea mengungkapkan,  konflik tetangga yang sama-sama memiliki senjata nuklir ini diperkirakan akan tekanan perekonomian Indonesia termasuk rupiah.

"Geopolitik India-Pakistan kelihatannya juga menambah persoalan yang saling ancam dengan geopolitik, mempengaruhi bagaimana pelaku masyarakat melihat landscape perekonomian dan juga pasar keuangan global,” tutur Erwin di Gedung BI, Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Kata dia, perselisihan antara India dengan Pakistan kini menjadi sentimen baru yang bisa mempengaruhi pergerakan investor di pasar keuangan. Bahka, setelah sejak awal tahun ini, tekanan terhadap persepsi terus bermunculan.

Terlebih kontlik Ukraina dan Rusia juga menghantam kondisi ekonomi beberapa negara. Tentunya Bank Indonesia terus berada di pasar untuk menstabilkan rupiah jika mengalami tekanan di sektor global. 

" Seperti perang Ukrainan dan Rusia yang mempengaruhi lainnya. Bank Indonesia selalu berada di pasar untuk menstabilkan rupiah," bebernya.

Seperti diketahui, India melancarkan serangan militer ke Pakistan pada hari Rabu. Adapun, Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima jet Angkatan Udara India, dalam eskalasi yang telah mendorong kedua negara ke ambang konflik yang lebih luas.

Eskalasi tersebut menempatkan India dan Pakistan, dua negara tetangga dengan sejarah konflik yang panjang, dalam wilayah yang berbahaya, dengan Islamabad bersumpah untuk membalas serangan India dan masyarakat internasional menyerukan pengekangan diri.

New Delhi mengatakan serangan tersebut merupakan respons terhadap pembantaian 26 orang. Sebagian besar wisatawan India – yang tewas pada bulan April ketika orang-orang bersenjata menyerbu tempat pegunungan yang indah di wilayah Kashmir yang dikelola India, wilayah perbatasan yang disengketakan. India menyalahkan Pakistan atas serangan tersebut, yang dibantah Islamabad.

Baca Juga: Survei BI: Harga Properti Tumbuh Terbatas

Tidak hanya itu, India meluncurkan "Operasi Sindoor" pada dini hari Rabu pagi waktu setempat (Selasa malam ET) di Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI