Di sisi lain, saham UnitedHealth anjlok hampir 11 persen setelah laporan The Wall Street Journal menyebut Departemen Kehakiman AS tengah menyelidiki perusahaan tersebut.
Data ekonomi AS turut menjadi katalis positif. Indeks Harga Produsen (IHP) April tercatat turun 0,5 persen secara bulanan (MoM), jauh lebih baik dari ekspektasi penurunan 0,3 persen. Penjualan ritel April naik tipis 0,1 persen sesuai konsensus, sementara produksi industri turun sedikit di bawah perkiraan.
Bursa Asia Bergerak Variatif
Sementara itu, bursa saham Asia-Pasifik justru melemah kompak pada perdagangan Kamis kemarin, setelah sebelumnya sempat menguat. Koreksi terjadi di tengah sikap investor yang masih mencermati perkembangan lanjutan dari hubungan dagang antara AS dan China.
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,98 persen, Topix terkoreksi 0,88 persen, dan Kospi Korea Selatan turun 0,73 persen.
Hang Seng Hong Kong melemah 0,79 persen, CSI 300 China turun 0,91 persen, dan Taiex Taiwan terkoreksi 0,24 persen. Sebaliknya, indeks S&P/ASX 200 Australia menguat tipis 0,22 persen.
Dalam catatan analis Citi, disebutkan bahwa pasar memang sudah memperhitungkan puncak tekanan makro akibat tarif. Namun, gelombang volatilitas masih berpotensi terjadi akibat ketidakpastian arah kebijakan fiskal dan lemahnya data ekonomi dari AS.
Meski demikian, kesepakatan AS-China untuk menghentikan saling balas tarif dinilai cukup memberi kelegaan bagi pasar global.
Rekomendasi Saham Pilihan
Baca Juga: IHSG Masih Betah Naik Hingga Akhir Perdagangan Hari Ini di Level 7.040
BNI Sekuritas merekomendasikan enam saham sebagai trading idea untuk hari ini, dengan strategi Buy on Weakness dan Speculative Buy pada sejumlah saham sektor energi, konsumer, dan tambang. Berikut rincian rekomendasi: