Suara.com - Isu reshuffle yang rencananya dilakukan pada bulan Juni semakin menguat. Dalam hal ini Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai isu reshuffle bisa mempengaruhi kepercayaan investor.
Jika Presiden Prabowo salah melakukan pergantian Menteri yang ternyata di mata investor baik akan memberikan sentimen negatif. Begitupun sebaliknya jika menteri yang diganti tidak terlalu berpengaruh maka itu bisa berdampak positif.
"Tergantung kementerian dan menteri yang di reshuffle jangan sampai pak Presiden Prabowo salah resuhffle orang kalau di yang reshuffle menteri di mata ekonomi positif akan dampaknya negatif kalau di resuhle orang yang telat atau masakah hukum atau lain kalau kinerja itu bisa berdampak positif," kata Burhanuddin Muhtadi kepada Suara.com saat acara DBS Bank, Rabu (21/5/2025).
Dia pun menekankan agar Presiden Prabowo jangan takut melakukan reshuffle. Hal ini bisa meningkatkan ekonomi Indonesia. Sebab bisa membuat masyarakat percata mengenai kinerja ekonomi Indonesia.
" Presiden Prabowo jangan takut resuhflle kalau basisnya buat kinerja. Bukan politik karenna politik. Karena pak Prabowo kuat apalagi kolaisinya super raksasa kalau gagal itu kebangetan. Supaya enggak gagal termasuk reshuflle lakukan sepanjang bisa di pertanggung jawaban," bebernya.
Dia juga menilai bahwa kondisi ekonomi Indonesia juga mengalammi tekanan akibat tarif Presiden Trump. Tentunya ini juga terjari di beberapa negara.
Tidak hanya itu, dia pun menyarankan agar Pemerinta juga tidak melakukan banyak mengenai efisiensi anggaran. Lantaran, itu bisa berdampak pada ekonomi Indonesia yang bisa saja menjadi lesu.
"Mereka umumnya peemrintah agar tidak melakuakn kebijakan efiseisn. Karena akan ada impactnya ke ekonomi. Terutama mice yang berdampak sekali dengan pemangkasan anggaran," jelasnya.
Sebelumnya,Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan tidak ada perombakan kabinet atau reshuffle kabinet yang bakal dilakukan Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
Prasetyo justru menyinggung adanya reshuffle bukan di kabinet, melainkan di internal Partai Golkar sebagaimana pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia.
"Ngga ada reshuffle. Itu reshuffle Pak Bahlil, di kepengurusan Partai Golkar," kata Prasetyo kepada wartawan, Kamis (17/4/2025).
"Bukan nggak ada, (tapi) sama sekali nggak ada," sambungnya.
Sebelumnya, Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa dalam waktu dekat bakal ada reshuffle kepengurusan di dalam tubuh Partai Golkar.
Bahlil menyebut, reshuflle yang terjadi di tubuh partainya hampir sama dengan reshuffle yang ada di kabinet pemerintahan. Pasalnya, tidak menunggu sampai 1-2 tahun agar seorang pengurus dapat dirotasi.
Rotasi kepengurusan bisa saja dilakukan apabila memang para pengurus tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.
“Sebentar lagi ada reshuffle nanti. Reshuffle kepengurusan Partai Golkar itu sama dengan reshuffle kabinet. Tidak mesti menunggu satu atau dua tahun,” kata Bahlil, di DPP Partai Golkar, Rabu (16/4/2025) malam.
Bahlil menilai, ia tidak akan segan melakukan rotasi. Pasalnya, Golkar tidak kekurangan kader yang kompeten. Terlebih, alasan rotasi agar Partai Golkar bisa memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara.
“Ini kan Partai Golkar ini kan adalah aset negara dan milik kita semua, bagi seluruh rakyat Indonesia yang mencintai Partai Golkar ini,” ucapnya.
Selain itu, Menko Pemberdayaan Masyarakat sekaligus Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengungkapkan Presiden Prabowo Subianto mengarahkan menterinya untuk merapatkan barisan.
Lalu di dalam negeri berkembang isu 'matahari kembar' hingga reshuffle kabinet. Para menteri, Adi menilai, harus menunjukkan sikap yang kompak meski berkembang beragam isu.