Suara.com - Pelabuhan Bunati, yang menjadi urat nadi ekspor batu bara PT Borneo Indobara (BIB) salah satu produsen raksasa di bawah naungan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), anak usaha Sinar Mas Group tengah menghadapi ancaman serius.
Pasalnya, pendangkalan alur pelayaran yang masif dapat melumpuhkan aktivitas pelabuhan, berpotensi mengganggu kelancaran pasokan energi vital ke pasar domestik dan internasional.
BIB sendiri sudah mengambil langkah cepat dengan melakukan pengerukan kolam pelabuhan untuk mengembalikan kedalaman alur pelayaran ke kondisi optimal dengan menunjuk PT Anugerah Samudera Madanindo (ASM).
Direktur Utama PT ASM Faris Muhammad Abdurrahim mengatakan pihaknya mengerahkan tim teknis berpengalaman serta armada kerja bersertifikasi guna menjamin pelaksanaan proyek yang aman, tepat sasaran, dan sesuai standar operasional tertinggi.
"Fokus utama pekerjaan ini adalah menjaga kedalaman alur pelayaran agar kapal tongkang dapat melakukan proses pemuatan secara optimal dan berlayar dengan aman menuju pelabuhan tujuan, menjaga roda ekspor batu bara Indonesia tetap berputar," kata Faris kepada wartawan, Senin (16/6/2025).
Faris memahami bahwa betapa pentingnya peran Pelabuhan Bunati dalam mendukung distribusi energi nasional. Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen untuk menghadirkan solusi teknis yang efektif, dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan keberlanjutan.
Sebagai salah satu produsen utama batu bara termal dengan konsesi lebih dari 24.000 hektare, kelancaran proses pengapalan dari dermaga di Bunati sangat krusial bagi BIB. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, kedalaman kolam di area Jetty Timur dan Jetty Barat menyusut drastis, dari kondisi ideal menjadi hanya 3,8–4,2 meter.
Angka ini jauh di bawah draft penuh kapal tongkang berukuran 330 FT (10.000 DWT) yang mencapai 5,3 meter, menimbulkan risiko kandas yang tinggi saat kapal meninggalkan dermaga.
Diketahui GEMS mengantongi laba bersih pada kuartal I 2025 sebesar US$113,04 juta. GEMS juga akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2025, dengan cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 12 Juni 2025, dan cum dividen di pasar tunai pada 16 Juni 2025. Pembagian dividen tunai akan dilakukan pada 24 Juni 2025.
Baca Juga: SDM dari Taruna dan Taruni Poltekpel Banten Jadi Incaran Perusahaan Pelayaran Internasional
Sementara sepanjang tahun lalu GEMS mencetak penurunan pendapatan dan laba bersih pada 2024. GEMS membukukan laba bersih sebesar US$473,8 juta
Raihan laba bersih GEMS ini turun 8,6% apabila dibandingkan dengan tahun 2023. Laba bersih GEMS pada 2023 tercatat mencapai US$518,38 juta.
Penurunan laba bersih ini salah satunya diakibatkan oleh turunnya pendapatan usaha GEMS menjadi US$2,7 miliar atau setara Rp43,71 triliun. Pendapatan ini tercatat turun 6,77% dari tahun 2023 yang sebesar US$2,9 miliar.
Pendapatan ini ditopang dari penjualan batu bara GEMS sebesar 51,9 juta ton pada 2024, naik 11% dari tahun 2023 yang sebesar 46,9 juta ton.
Sementara itu, produksi batu bara GEMS juga tercatat naik 10% dari 46,1 juta ton pada 2023, menjadi 50,7 juta ton pada 2024. Di sisi lain, beban pokok pendapatan GEMS turun pada 2024 menjadi US$1,6 miliar, dari US$1,75 miliar pada 2023. Beban pokok pendapatan ini turun 8,82% secara tahunan. Adapun sepanjang 2024, GEMS menghasilkan laba kotor sebesar US$1,1 miliar, dengan laba usaha sebesar US$640,4 juta.
GEMS juga mencatatkan penerimaan kas dari pelanggan sebesar US$2,79 miliar pada 2024, turun dari 2023 sebesar US$2,8 miliar. Kas dan setara kas GEMS di akhir tahun 2024 bertambah menjadi US$326,9 juta, dari US$318,4 juta pada 2023.