Selain itu, Budi berharap dengan adanya Rumah Sakit ini dapat menarik masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Pulau Sumatera agar tidak lagi berobat ke negeri seberang seperti Malaysia dan Singapura.
"Harapannya RS UPT Vertikal Kemenkes Riau dapat menarik 10 persen dari belanja orang Indonesia di luar negeri sebesar 176 triliun rupiah setiap tahunnya," kata Budi.
PTPP menerapkan sejumlah inovasi konstruksi yang menjadikan proyek ini sebagai rujukan dalam efisiensi dan keandalan teknis. Seperti Half Slab Precast untuk pelat lantai.
Ini digunakan untuk mempercepat pengerjaan struktur atas dengan tetap menjaga integritas struktural dan kualitas pekerjaan. Sistem ini menggabungkan elemen pracetak dan pengecoran di lapangan secara monolit, mengurangi kebutuhan bekisting dan risiko kesalahan lapangan.
Selain itu, dinding pracetak terintegrasi ada di semi basement. Metode precast wall digunakan sebagai bekisting tetap untuk elemen struktur bawah tanah. Teknik ini sangat efektif pada kondisi muka air tanah tinggi (kurang lebih 2,5 meter), meningkatkan efisiensi waktu dan mutu pekerjaan, serta menurunkan risiko deformasi pada lingkungan geoteknik yang kompleks.
Corporate Secretary PTPP Joko Raharjo mengungkapkan bahwa tidak hanya unggul secara teknis, RS UPT Vertikal Riau juga mencerminkan identitas lokal lewat desain facade bergaya arsitektur tradisional Melayu Riau.
Dikatakan Joko, unsur-unsur seperti bentuk atap, ornamen khas, serta pemilihan warna dan material menjadikan bangunan ini ikon budaya sekaligus fasilitas kesehatan modern.
Lebih jauh Joko menjelaskan proyek ini juga diharapkan menciptakan efek berganda bagi perekonomian lokal, mulai dari sektor pariwisata medis, perhotelan, transportasi, hingga kuliner.
"Dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah pusat, RS ini akan meringankan beban anggaran daerah serta mendukung pilar pembangunan kesehatan dalam kerangka Visi Indonesia Emas 2045," beber Joko.
Baca Juga: COO Danantara Ungkap Borok BUMN Hingga Bisa Gulung Tikar