Suara.com - Indonesia bersiap menduduki peringkat pertama dalam industri halal global, demikian dikatakan Menteri Investasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani.
Rosan, yang juga CEO Danantara Indonesia, mengatakan mengacu pada Roadmap Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Ekonomi dan Keuangan Syariah 2025–2045, kemajuan industri keuangan syariah memiliki peran strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Lanskap global saat ini dipenuhi dengan berbagai tantangan. Dalam situasi seperti ini, kita dituntut untuk menemukan sumber pertumbuhan baru yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh,” kata Rosan dalam pembukaan BSI EXPO, Kamis (27/6/2025).
Dari beberapa skoring, Indonesia masih berada pada nomor tiga di global halal industri. Padahal Indonesia memiliki potensi lebih dari 80 persen konsumen Indonesia yang telah menyadari pentingnya produk halal.
"Pasar domestik sebenarnya sudah sangat siap untuk mendukung pertumbuhan industri halal. Namun, tantangan tetap ada, mulai dari literasi halal yang masih rendah di kalangan pelaku usaha hingga belum optimalnya harmonisasi sertifikasi halal antarnegara," katanya.
Oleh karena itu, penguatan ekosistem halal tidak bisa dilakukan secara parsial. Diperlukan sinergi antara regulator, pelaku usaha, konsumen, dan lembaga keuangan seperti BSI.
Dengan semangat yang agile, inovatif, dan berkelanjutan, BSI terus menjalin kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam ekonomi syariah global.
BSI International Expo 2025 merupakan wujud nyata dari upaya tersebut, sebuah langkah strategis untuk mendorong Indonesia meraih peringkat teratas dalam Global Islamic Economy Indicator.
Ekosistem Halal menawarkan solusi strategis terhadap tantangan global saat ini. Ekosistem ini menjadi mesin pertumbuhan baru bagi Indonesia. Jadi ekosistem halal tidak lagi menjadi alternatif, tetapi menjadi arus utama untuk pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: BTN Syariah dan Bank Victoria Syariah Segera Merger, Jadi Pesaing BSI?
Lebih lanjut dia mengatakan “BSI International Expo 2025 dirancang sebagai wadah pertemuan antara pelaku usaha, komunitas, regulator, dan masyarakat dalam membangun ekosistem halal yang menyeluruh dan berkelanjutan”.
Direktur Utama PT BSI Tbk Anggoro Eko Cahyo mengapresiasi dukungan pemerintah, pegulator, Danantara, kementerian dan semua stakeholders atas dukungan terhadap BSI dan industri halal.
BSI International Expo ini menjadi literasi dan edukasi mendorong penetrasi pasar syariah masih tergolong rendah dengan market share yang relatif rendah yakni 8 persen.
BSI International Expo 2025 menjadi showcasing produk halal karena ada 330 tenant dari booth emas, 50 agen haji dan umrah, tenant food and beverages , brand fesyen Muslim, travel umrah, otomotif, property, dan pendidikan dari 25 kategori.
Kontribusi BSI bagi pengembangan ekosistem halal juga didukung dari penguatan UMKM yakni membantu meningkatkan kapabilitas nasabah UMKM dengan menggelar pembinaan melalui Talenta Wirausaha BSI (TWB) dan mendirikan BSI UMKM Center termasuk menggelar event business matching untuk mempertemukan UMKM binaan BSI dengan potensial buyer dari 20 negara.
Anggoro mengapresiasi dukungan dan sinergi Danantara untuk membantu BSI meningkatkan ekosistem halal. Saat ini BSI fokus menawarkan produk uniqueness syariah seperti emas dan Islamic ecosystem dalam hal ini layanan haji dan umrah.