Gaya Rumah Minimalis Japandi Berkolaborasi Budaya Bali Jadi Rujukan Warga Mancanegara

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 08 Juli 2025 | 21:19 WIB
Gaya Rumah Minimalis Japandi Berkolaborasi Budaya Bali Jadi Rujukan Warga Mancanegara
Ilustrasi desain rumah (Ist)

Suara.com - Pasar properti Bali tengah mengalami pergeseran menarik. Para developer menemukan bahwa pembeli properti dari mancanegara semakin tertarik pada estetika desain yang berakar pada minimalisme khas Skandinavia, namun dibalut dengan gaya universal yang mengutamakan kenyamanan dan fungsionalitas. Fenomena ini bukan kebetulan, melainkan cerminan fundamental tentang cara individu menikmati hidup, terlepas dari asal-usul mereka.

Bali, yang pada tahun 2024 kedatangan 5,2 juta wisatawan (meningkat 24,5% dari tahun sebelumnya), menjadi melting pot budaya. Di pasar raeal estat yang kian kompetitif, properti dengan desain arsitektur khas mampu memiliki nilai 7% hingga 15% lebih tinggi. Dengan peningkatan permintaan pembelian properti sebesar 14% di tahun 2024, diferensiasi desain menjadi krusial untuk mendapatkan posisi yang kuat di pasar.

Interaksi antara warga lokal dan pendatang dari berbagai penjuru dunia di Bali telah secara organik mengembangkan gaya arsitektur tersendiri yang melampaui latar belakang budaya individu. Salah satu gaya desain yang menonjol adalah Skandinasian, yang secara cerdik memadukan minimalisme Skandinavia dengan sensibilitas khas Asia.

Filosofi Skandinavia tentang lagom—takaran yang tepat, tidak kurang dan tidak berlebihan—menciptakan ruang yang terasa mewah dan layak huni. Karakteristiknya meliputi garis-garis tegas, material alami, dan pemanfaatan maksimal cahaya natural, menghasilkan rumah yang fungsional dan nyaman. Tambahan perhatian terhadap detail ala minimalisme Jepang dan konsep harmoni khas Bali, melahirkan hunian yang terasa akrab sekaligus segar bagi pembeli lokal maupun internasional dari latar belakang yang sangat beragam.

Perencanaan ruang mengikuti prinsip-prinsip Skandinavia di mana setiap jengkal area dibuat multi-fungsi, namun dalam skala yang lebih besar untuk mengakomodasi pembeli mancanegara yang terbiasa dengan hunian lapang.

Pemilihan material pun selaras dengan gaya ini: kayu alami dengan berbagai sentuhan akhir menciptakan kedalaman visual yang menjadi ciri khas interior Skandinavia, sementara aksen logam yang ditempatkan secara strategis menambah kesan elegan tanpa mendominasi ruang. Pendekatan ini mengakomodasi kecintaan masyarakat Skandinavia terhadap material yang “semakin tua, semakin indah”.

Namun, penting untuk dicatat bahwa perawatan menjadi hal krusial di iklim tropis Bali, karena menjadi penentu keberhasilan investasi properti jangka panjang.

Pencahayaan alami dimaksimalkan melalui penempatan jendela-jendela besar tanpa mengurangi privasi. Sementara itu, sistem penyimpanan (storage) menggabungkan konsep built-in khas Skandinavia dengan kepraktisan khas tropis, menghadirkan furnitur modern yang menjaga ruangan tetap rapi. Desain yang baik juga mengutamakan kemudahan perawatan, sangat penting jika properti kosong saat disewakan. Finishing khusus diterapkan agar hunian tahan terhadap kelembapan dan kerusakan sinar UV, serta tetap terlihat indah seiring usia—sesuai prinsip Skandinavia: desain yang baik seharusnya semakin baik seiring waktu.

Shanny Poijes, Pendiri dan CEO CORE Concept Living, menjelaskan bahwa pembeli properti mancanegara saat ini sangat cerdas dalam memilih desain. Meski demikian, mereka juga tetap tertarik dengan gaya otentik khas ornamen budaya Bali.

Baca Juga: Direktur RS Indonesia di Gaza Jadi Korban Israel, Korban KMP Tunu Pratama Jaya Bertambah

"Mereka telah banyak bepergian, tinggal di berbagai negara, dan memahami arti kualitas. Mereka tidak sekadar membeli properti, namun berinvestasi dalam gaya hidup yang mencerminkan perspektif global mereka,” ujarnya.

Di sisi lain, gaya desain Japandi (Jepang-Skandinavia) terus berkembang di tahun 2025. Gaya ini memadukan minimalisme ala Jepang dan fungsionalitas Skandinavia dengan elemen desain biofilik, keberlanjutan, dan teknologi pintar, serta fokus pada minimalisme, fungsionalitas, dan koneksi mendalam dengan alam.

Perpaduan gaya Skandinavia-Jepang ini telah menjadi daya tarik masyarakat internasional, diaplikasikan di banyak hunian mewah dari Singapura hingga Los Angeles. Penekanannya pada kenyamanan, fungsionalitas, dan material alami selaras dengan keinginan pembeli yang mencari efisiensi sekaligus ketenangan. Amanda Gunawan, Founding Partner OWIU Studio yang berbasis di Los Angeles, mengamati fleksibilitas desain Skandinavia yang sangat cocok untuk dipadupadankan.

“Desain ini menggabungkan fungsi dan keindahan, serta selalu berusaha menciptakan harmoni dalam sebuah ruang. Gaya Skandinavia mengutamakan desain yang tahan lama dan tidak mudah ketinggalan zaman, serta menekankan pada kualitas pengerjaan yang baik," terangnya.

Keberlanjutan tercapai secara alami melalui standar durabilitas Skandinavia dan desain yang sadar energi. Kombinasi dengan strategi ventilasi alami membuat rumah-rumah ini hanya memerlukan sedikit pendingin udara buatan, namun tetap menjaga interior yang nyaman dan terang. Pendekatan ini juga memanfaatkan keterampilan pengrajin lokal untuk menghasilkan karya kontemporer, di mana teknik tradisional menghasilkan produk berkualitas modern.

Tren ini mencerminkan bagaimana pembeli properti internasional memaknai kualitas hidup saat ini: mereka menginginkan ruang yang elegan sekaligus nyaman, mengesankan namun tetap layak huni. Perpaduan kehangatan ala Skandinavia, kesadaran ala Jepang, dan harmoni khas Bali menciptakan hunian yang universal. Itulah mengapa estetika ini begitu kuat pengaruhnya di lanskap multikultural Bali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI