Suara.com - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari Senin, 14 Juli 2025 untuk ukuran satu dibanderol di harga Rp 1.924.000 per gram.
Harga emas Antam terus meroket Rp 5.000 dibandingkan hari Minggu, 13 Juli 2025 sebelumnya.
Sementara itu, harga Buyback (beli kembali) emas Antam dibanderol di harga Rp 1.768.000 per gram.
Harga buyback itu juga melonjak Rp 5.000 dibandingkan dengan harga buyback hari Minggu kemarin.
![Seorang karyawan menunjukkan emas batangan Aneka Tambang (Antam) di Butik Emas Antam, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Kamis (23/7/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/07/23/84564-emas-antam.jpg)
Seperti dilansir dari laman resmi Logam Mulia Antam, berikut adalah harga emas antam pada hari ini:
- Emas 0,5 gram Rp 1.012.000
- Emas 1 Gram Rp 1.924.000
- Emas 2 gram Rp 3.788.000
- Emas 3 gram Rp 5.657.000
- Emas 5 gram Rp 9.395.000
- Emas 10 gram Rp 18.735.000
- Emas 25 gram Rp 46.712.000
- Emas 50 gram Rp 93.345.000
- Emas 100 gram Rp 186.612.000
- Emas 250 gram Rp 466.265.000
- Emas 500 gram Rp 932.320.000
- Emas 1.000 gram Rp 1.864.600.000
Harga Emas Dunia Lompat Tinggi
Harga emas kembali menguat di awal pekan ini, melanjutkan tren positifnya di tengah meningkatnya ketegangan global. Pada sesi perdagangan Asia hari Senin, 14 Juli 2025, logam mulia tersebut tercatat naik ke kisaran USD 3.365 per troy ounce.
Seperti dilansirF FXstreet, penguatan ini dipicu oleh aksi para pelaku pasar yang mencari perlindungan ke aset safe haven menyusul kebijakan baru Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang semakin memperkeruh situasi perang dagang global.
Pemicunya adalah pernyataan Trump pada Sabtu sebelumnya, yang mengumumkan rencana gelombang baru tarif impor besar-besaran. Dalam pernyataannya, Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat akan mengenakan tarif sebesar 30 persen atas barang-barang dari Uni Eropa dan Meksiko, efektif mulai 1 Agustus.
Baca Juga: Harga Emas Antam Terbang di Akhir Pekan, Sentuh Rp1,9 Juta
Tak hanya itu, ia juga menetapkan bea masuk sebesar 35 persen untuk produk impor dari Kanada dan mengusulkan tarif menyeluruh sebesar 15 hingga 20 persen bagi mitra dagang lainnya, termasuk tarif sebesar 50 persen untuk impor tembaga. Ketegangan akibat kebijakan tarif tersebut membuat investor mengalihkan dana mereka ke aset yang dinilai lebih aman seperti emas.
Kekhawatiran atas dampak tarif terbaru Trump mendorong penguatan logam kuning tersebut karena para investor mencari perlindungan dari ketegangan perdagangan.
Di samping tekanan perang dagang, ketegangan geopolitik di Timur Tengah turut memperkuat sentimen terhadap emas. Reuters melaporkan insiden mematikan di Gaza tengah pada Minggu kemarin, ketika delapan warga Palestina dilaporkan tewas dan belasan lainnya terluka saat sedang mengambil air.
Militer Israel menyatakan bahwa rudal tersebut seharusnya menargetkan seorang militan Jihad Islam, namun mengalami malfungsi dan jatuh “puluhan meter dari sasaran”. Utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengomentari situasi tersebut dengan mengatakan bahwa ia “berharap” pada hasil dari diskusi gencatan senjata Gaza yang saat ini tengah berlangsung di Qatar.
Namun, di tengah sentimen positif terhadap emas, kehati-hatian dari bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), menjadi faktor penahan laju kenaikan harga logam mulia. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam waktu dekat, sembari menanti dampak dari kebijakan tarif terhadap inflasi.
Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee, bahkan mengaku makin sulit mendukung pemangkasan suku bunga di tengah situasi global yang tak pasti.
“Tarif baru yang diumumkan Trump semakin memperkeruh prospek inflasi, sehingga semakin sulit baginya untuk mendukung penurunan suku bunga yang telah didesak Presiden,” ujar Goolsbee.