Suara.com - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari Kamis, 10 Juli 2025 untuk ukuran satu dibanderol di harga Rp 1.902.000 per gram.
Harga emas Antam melonjak Rp 8.000 dibandingkan hari Rabu, 9 Juli 2025 sebelumnya.
Sementara itu, harga Buyback (beli kembali) emas Antam dibanderol di harga Rp 1.746.000 per gram.
![Petugas melayanai warga yang memesan emas Antam di Butik Emas Logam Mulia Antam, TB Simatupang, Jakata (14/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/14/56115-emas-antam-ilustrasi-antam-harga-emas-antam.jpg)
Harga buyback itu juga lompat tinggi Rp 8.000 dibandingkan dengan harga buyback hari Minggu kemarin.
Seperti dilansir dari laman resmi Logam Mulia Antam, berikut adalah harga emas antam pada hari ini:
- Emas 0,5 gram Rp 1.001.000
- Emas 1 Gram Rp 1.902.000
- Emas 2 gram Rp 3.744.000
- Emas 3 gram Rp 5.591.000
- Emas 5 gram Rp 9.285.000
- Emas 10 gram Rp 18.515.000
- Emas 25 gram Rp 46.162.000
- Emas 50 gram Rp 92.245.000
- Emas 100 gram Rp 184.412.000
- Emas 250 gram Rp 460.765.000
- Emas 500 gram Rp 921.320.000
- Emas 1.000 gram Rp 1.842.600.000
Harga Emas Dunia Anjlok
Harga emas dunia kembali tertekan pada Rabu (9/7/2025), memperpanjang tren penurunan untuk hari kedua berturut-turut.
Seperti dilansir FXstreet, emas spot diperdagangkan mendekati level USD 3.285 per troy ounce, melayang di atas titik terendah dalam sepekan selama sesi perdagangan paruh pertama kawasan Eropa.
Pelemahan harga emas terjadi seiring dengan penguatan Dolar AS yang bertahan mendekati level tertinggi dua minggu. Dolar menguat karena meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu lebih lama, guna merespons risiko inflasi yang kembali memburuk. Tekanan inflasi tersebut salah satunya dipicu oleh potensi kenaikan tarif impor serta pasar tenaga kerja AS yang masih solid.
Baca Juga: Harga Emas Antam Lompat Tinggi, Cek Deretannya
Kondisi ini turut mendorong imbal hasil obligasi AS (Treasury yield) tetap tinggi, yang pada gilirannya menambah beban terhadap harga emas sebagai aset yang tidak menghasilkan imbal hasil.
Di sisi lain, stabilnya kinerja pasar saham Eropa juga mengurangi permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Meskipun begitu, investor masih mewaspadai dampak kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump, terutama terkait tarif baru yang bisa berdampak negatif terhadap ekonomi global. Sentimen ini sedikit membatasi tekanan jual pada logam mulia.
Secara teknikal, kegagalan harga emas menembus resistance penting di level Simple Moving Average (SMA) 100 pada grafik 4 jam yakni di atas USD 3.300 mendorong tekanan jual lanjutan. Osilator teknikal pada grafik harian juga mulai menunjukkan momentum negatif, yang menandakan bahwa arah pergerakan dengan resistensi terendah kemungkinan besar adalah ke bawah.
Dengan demikian, harga emas berpotensi turun lebih lanjut menuju zona support di kisaran USD 3.270. Jika tekanan jual berlanjut, area kunci berikutnya yang akan diuji adalah USD 3.248–USD 3.247, yang merupakan titik rendah (swing low) bulan Juni.
Sementara itu, potensi pemulihan harga emas harus menghadapi resistance awal di level USD 3.310. Jika level ini berhasil ditembus, tantangan berikutnya berada di sekitar USD 3.326 hingga SMA 100 di kisaran USD 3.340. Penembusan di atas zona resistance kuat USD 3.359–USD 3.360 berpotensi memicu aksi short-covering dan membuka peluang penguatan kembali menuju level psikologis USD 3.400.
Pelaku pasar kini mengalihkan perhatian pada risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan dirilis dalam waktu dekat. Dokumen tersebut dinilai akan menjadi petunjuk penting untuk arah kebijakan suku bunga The Fed ke depan dan dapat menjadi katalis signifikan bagi pergerakan harga emas.