Suara.com - Induk maskapai Emirates berencana menambah 17.300 karyawannya di tahun ini. Termasuk merekrut lebih banyak awak kabin, pilot, dan teknisi, serta staf kargo, katering, dan penanganan darat.
Emirates Group, yang dimiliki oleh dana kekayaan negara Dubai, ICD, berencana menambah staf di 350 posisi berbeda di seluruh grup pada tahun keuangan yang berakhir Maret mendatang. Sehingga, memperluas total tenaga kerjanya sebesar 14%.
Lowongan kerja baru ini akan mencakup lebih dari 4.000 karyawan di perusahaan penanganan daratnya, dnata, ungkap perusahaan tersebut. Adapun, Emirates memainkan peran kunci dalam memposisikan Dubai sebagai pusat global.
Adapun, kisaran gaji Emirates Airlines sangat bervariasi berdasarkan peran, pengalaman, dan lokasi. Tetapi secara umum, pramugari dapat mengharapkan penghasilan antara 35.500 ribu dolar hingga 69.000 ribu dolar per tahun atau sekitar Rp580 juta sampai Rp1,1 miliar.
Sedangkan untuk posisi pilot bisa mencapai 70.000 hingga Rp90.000 dolar AS atau sekitar Rp1,1 miliar sampai Rp1,4 miliar.
Emirates juga menawarkan tunjangan lain untuk melengkapi gaji pokok pilot, termasuk pembagian keuntungan, tunjangan perumahan yang disediakan perusahaan, tunjangan penerbangan, tunjangan pendidikan untuk tanggungan, dan perlindungan medis.
Lalu, berdasarkan rencana 10 tahun yang dikenal sebagai D33, negara kota ini berupaya mengembangkan ekonominya dengan berinvestasi di bidang pariwisata dan menarik modal asing, termasuk ke sektor properti.
Sebagai rumah bagi menara tertinggi di dunia, negara kota ini menyambut 8,68 juta pengunjung yang menginap antara Januari dan Mei tahun ini, meningkat 7% dari tahun sebelumnya, menurut data pemerintah.
Sebagai bagian dari upaya perekrutan, Emirates akan menyelenggarakan lebih dari 2.100 hari terbuka dan acara akuisisi bakat lainnya di 150 kota sepanjang tahun.
Baca Juga: Lowongan Kerja Sedikit, Jumlah Pengangguran di Australia Melonjak
Sementara itu, Emirates melaporkan bahwa maskapai tersebut memperoleh laba bersih tahunan sebesar 5,2 miliar dollar AS.
Laba tersebut diperoleh maskapai yang berbasis di Dubai tersebut setelah tahun ini melayani 53,7 juta penumpang dari pusat operasional mereka di Bandara Internasional Dubai. Jumlah tersebut meningkat 1,8 juta penumpang dibandingkan dengan 51,9 juta penumpang pada tahun fiskal sebelumnya.
Perusahaan memperoleh laba setelah pajak sebesar 4,7 miliar dollar AS pada periode yang sama. Hal tersebut mengindikasikan penerbangan global kembali beroperasi sepenuhnya setelah sempat terpuruk yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.