Rasio non performing loan (NPL) terkelola di level 2,2 persen.
BCA mencatat, pencadangan NPL dan LAR memadai, masing-masing 167,2 persen dan 68,7 persen.
Untuk kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, BCA mencatat kenaikan sebesar 21,1 persen yoy menyentuh Rp239,7 triliun per Juni 2025 atau setara 24,9 persen dari total portofolio pembiayaan.
BCA menyampaikan, pihaknya berkomitmen menerapkan aspek ESG (environmental, social, and governance), antara lain melalui penyaluran kredit kendaraan bermotor listrik sekitar Rp3,2 triliun per Juni 2025.
Selain itu, BCA kembali menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha Kartini yang menawarkan bunga spesial mulai 3,21 persen eff. p.a. untuk perempuan pengusaha atau usaha dengan mayoritas karyawan perempuan.
Pada segmen komersial dan UKM yang bergerak di kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL) dan sektor pendidikan, BCA juga menawarkan bunga spesial untuk kredit produktif.
Sementara itu, dari sisi penghimpunan dana masyarakat, total dana pihak ketiga (DPK) naik 5,7 persen yoy menyentuh Rp1.190 triliun per Juni 2025.
Dana giro dan tabungan (CASA) secara konsolidasi berkontribusi sekitar 82,5 persen dari total DPK, tumbuh 7,3 persen mencapai Rp982 triliun.
Total frekuensi transaksi yang diproses BCA naik 17 persen pada semester I 2025, tumbuh 3,5 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Kenaikan frekuensi transaksi tersebut ditopang oleh transaksi mobile dan internet banking yang naik 19 persen yoy.
Baca Juga: BCA Gandeng AIA Hadirkan HOKI, Asuransi Jiwa Plus Dana Tunai Hingga Usia 99 Tahun
Perseroan menyampaikan, aplikasi myBCA konsisten dikembangkan dengan menghadirkan inovasi terbaru salah satunya integrasi portofolio saham dan obligasi di BCA Sekuritas ke dalam aplikasi myBCA. Terdapat juga tambahan mata uang Won Korea Selatan pada Poket Valas myBCA, sehingga kini tersedia 17 mata uang asing pada menu tersebut. (Antara)