-
Wall Street ditutup menguat signifikan, dengan Dow Jones Industrial Average mencetak rekor all time high, meskipun dibayangi oleh potensi penutupan (shutdown) aktivitas Pemerintah AS akibat isu pendanaan.
-
IHSG mengalami tekanan jual signifikan pada perdagangan sebelumnya, ditutup melemah 0,77%, didorong oleh net sell asing mencapai Rp1,25 Triliun yang terkonsentrasi pada saham blue chip seperti BBCA dan BBRI.
-
Secara teknikal, IHSG berpotensi technical rebound hari ini, asalkan mampu bertahan di area support kritis 8000-8030, dengan beberapa saham energi dan teknologi direkomendasikan untuk trading idea.
Suara.com - Pasar global menunjukkan respons yang terbagi pada perdagangan hari Selasa (30/9/2025), memberikan sinyal campuran yang perlu dicermati oleh investor domestik.
Wall Street berhasil mencatat penguatan signifikan, sementara sentimen di Asia bervariasi menjelang keputusan suku bunga Bank Sentral Australia. Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia mengalami tekanan jual yang cukup besar.
Indeks-indeks saham di Wall Street, Amerika Serikat, berhasil ditutup menguat pada perdagangan Selasa, meskipun pasar dibayangi oleh potensi shutdown (penutupan) aktivitas Pemerintah AS akibat kehabisan pendanaan di tengah malam. Para investor memilih mengesampingkan kekhawatiran politik tersebut.
Dow Jones Industrial Average berhasil bertambah 0,18% dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high). Sementara itu, indeks S&P 500 naik 0,41%, dan Nasdaq Composite menguat 0,31%.
Kekhawatiran shutdown pemerintah AS menjadi fokus utama para pemimpin di Washington, dengan potensi penundaan rilis data penting, termasuk laporan ketenagakerjaan nonfarm payrolls September yang dijadwalkan Jumat (3/10).
Selain itu, investor juga mewaspadai risiko jangka menengah seperti pelemahan pasar tenaga kerja, potensi stagflasi, dan valuasi saham yang dinilai sudah tinggi.
Dari sisi korporasi, saham perangkat lunak mengalami tekanan, namun raksasa chip Nvidia justru menguat setelah startup yang didukungnya, CoreWeave, meneken kontrak infrastruktur AI senilai US$14,2 miliar dengan Meta Platforms.
IHSG Ditekan Jual Asing, Berpeluang Rebound
Berbeda dengan euforia di Wall Street, IHSG pada perdagangan sebelumnya ditutup melemah signifikan, turun sebesar 0,77%. Pelemahan ini sangat dipengaruhi oleh aksi jual bersih (net sell) investor asing yang mencapai sekitar Rp1,25 Triliun.
Baca Juga: Semangat Generasi Muda untuk Keuangan Syariah yang Lebih Cerdas dan Halal dalam Nushafest 2025
Saham-saham berkapitalisasi besar (big caps) yang paling banyak dilepas oleh investor asing adalah BBCA, BBRI, ARCI, ANTM, dan DEWA.
Aksi jual yang terkonsentrasi di saham-saham blue chip ini memberikan dampak signifikan pada pergerakan indeks secara keseluruhan.
Meskipun tertekan, secara teknikal IHSG hari ini, Rabu (1/10), berpotensi technical rebound. Potensi ini dapat terwujud jika indeks mampu bertahan dengan kuat di level support utamanya.
Analis menetapkan area support kritis IHSG berada di rentang 8000-8030. Jika support ini bertahan, IHSG memiliki target resistance di level 8100 hingga 8150.
Sementara itu, bursa Asia secara keseluruhan bervariasi. Indeks Nikkei 225 Jepang dan ASX 200 Australia melemah tipis, khususnya setelah Bank Sentral Australia (RBA) mempertahankan suku bunga acuan di level 3,6%.
Di sisi lain, indeks Hang Seng Hong Kong dan Taiex Taiwan justru ditutup menguat, menunjukkan selektivitas pasar di kawasan tersebut.