Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 15 Oktober 2025 | 17:45 WIB
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
Kasus SMAN 1 Cimarga ini menyoroti kembali betapa krusialnya jejak digital di era modern.
Baca 10 detik
  • Aksi mogok 630 siswa SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten, sebagai protes terhadap penindakan siswa perokok viral di media sosial.

  • Kontroversi ini meluas menjadi seruan kepada HRD perusahaan agar mencatat ( blacklist) jejak digital para pelajar tersebut dan menolak satu angkatan sebagai pertimbangan etika dan moral.

  • Sebagian menganggap aksi ini sebagai aksi konyol karena membela perilaku yang melanggar peraturan.

Suara.com - Media sosial tengah diramaikan oleh perdebatan sengit mengenai tindakan indisipliner siswa SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten.

Kontroversi ini berawal dari aksi mogok yang dilakukan ratusan pelajar yang menolak masuk kelas sebagai bentuk protes atas penindakan yang dilakukan kepala sekolah terhadap seorang siswa yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah.

Namun, aksi solidaritas ini belakangan menuai kritik dan kritik di media sosial karena dianggap solidaritas mendukung pelanggaran aturan.

Belakangan, diisukan publik ramai-ramai menyoroti kasus ini agar pihak Human Resource Development (HRD) perusahaan menandai lulusan sekolah tersebut sebagai catatan negatif. Terutama bagi mereka yang ikut aksi mogok sekolah.

Sejumlah akun di media sosial juga secara terang-terangan mendorong perusahaan untuk menjadikan kasus ini sebagai "bahan pertimbangan" dalam proses rekrutmen. Beberapa pihak mengklaim bahwa HRD profesional sudah mulai "menyimpan" jejak digital insiden ini.

"Beberapa HRD kenalan juga mulai ‘nyimpen’ jejak digital kasus ini sebagai ‘bahan’ pertimbangan kalau anak ini (dan denger-denger juga satu angkatan di SMA itu) ‘berkunjung’ ke perusahaan mereka,” tulis salah satu akun yang menjadi sorotan.

Bahkan, terdapat seruan yang lebih ekstrem agar seluruh siswa dari angkatan tersebut ditolak saat mengajukan permohonan magang atau melamar pekerjaan di masa depan.

Seruan ini didasarkan pada kekhawatiran publik terhadap moral dan etika para pelajar yang dinilai tidak menunjukkan disiplin, dengan harapan mereka menerima konsekuensi atas tindakan kolektif tersebut.

Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria (Dok. SMAN 1 Cimarga)
Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria (Dok. SMAN 1 Cimarga)

Pro dan Kontra Dampak Jejak Digital

Baca Juga: Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok

Unggahan-unggahan yang memperluas perdebatan ini mendapat ribuan reaksi, membagi warganet menjadi dua kubu utama:

  • Pendukung Ketegasan: Sebagian besar warganet mendukung sikap tegas yang menjadikan moral dan etika sebagai prasyarat penting yang harus dibentuk sejak masa sekolah. Publik menilai peristiwa ini menciptakan "catatan digital buruk" yang sulit dihapus dan harus dipertanggungjawabkan di masa depan, terutama saat memasuki dunia kerja atau melanjutkan studi.
  • Kritik Generalisasi: Di sisi lain, muncul kritik keras terhadap tindakan menggeneralisasi. Sejumlah pihak menilai upaya untuk menghukum satu angkatan penuh sebagai tindakan yang tidak adil dan berlebihan. Mereka berpendapat bahwa tidak semua siswa terlibat aktif dalam aksi mogok, sehingga menyamaratakan seluruhnya akan berdampak merugikan bagi siswa yang tidak bersalah dan justru menimbulkan masalah baru.

Kasus SMAN 1 Cimarga ini menyoroti kembali betapa krusialnya jejak digital di era modern. Peristiwa ini berfungsi sebagai peringatan serius bagi pelajar dan orang tua mengenai konsekuensi jangka panjang dari tindakan indisipliner yang terekam dan diviralkan di ruang publik.

Dampak dari digital footprint semacam ini kini semakin dipertimbangkan oleh lembaga pendidikan tinggi maupun praktisi HRD dalam menilai karakter calon kandidat mereka.

Meski demikian, belum ada bukti valid bahwa para HRD perusahaan akan menandai peristiwa ini sebagai pertimbangan menerima karyawan di masa depan.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI