IHSG Berpeluang Rebound, Isu Pangkas Suku Bunga The Fed Bangkitkan Wall Street

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 27 Oktober 2025 | 07:03 WIB
IHSG Berpeluang Rebound, Isu Pangkas Suku Bunga The Fed Bangkitkan Wall Street
IHSG hari ini [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
    • Inflasi AS lemah, The Fed berpeluang pangkas suku bunga.

    • Wall Street melonjak; Bursa Asia tertekan isu dagang.

    • IHSG didukung net buy asing, diprediksi rebound.

Suara.com - Wall Street menutup perdagangan pekan lalu, Jumat (24/10), dengan performa yang impresif, didorong oleh rilis data inflasi Amerika Serikat yang memicu ekspektasi baru terkait kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed).

Tiga indeks utama Wall Street kompak menguat: Dow Jones Industrial Average melesat 1,01%, diikuti oleh S&P 500 yang naik 0,79%, dan Nasdaq Composite memimpin dengan kenaikan 1,15%.

Kenaikan signifikan ini menjadi sinyal positif yang siap merambat ke pasar global, termasuk di kawasan Asia.

Pemicu utama lonjakan bursa AS adalah laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk periode September 2025.

Data yang sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan (government shutdown) The Fed ini menunjukkan bahwa CPI naik 0,3% secara bulanan (MoM), membawa tingkat inflasi tahunan (YoY) menjadi 3,0%, berdasarkan data dari Biro Statistik Tenaga Kerja.

Angka-angka ini, meskipun masih menunjukkan inflasi, sedikit lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memprediksi 0,4% MoM dan 3,1% YoY.

Bahkan, tanpa memperhitungkan makanan dan energi, inflasi inti (IHK inti) juga berada di bawah ekspektasi, yakni naik 0,2% MoM dan 3,0% YoY.

Angka inflasi yang sedikit melunak ini segera diinterpretasikan oleh pasar sebagai lampu hijau bagi The Fed untuk melanjutkan kebijakan pelonggaran moneter.

Menurut perangkat CME FedWatch, probabilitas pemangkasan suku bunga pada Desember melonjak tajam menjadi 98,5%, dari sebelumnya sekitar 91%.

Baca Juga: IHSG Melemah Tipis, Perang Dagang Masih Jadi Pemicu

Peluang pemangkasan bahkan tetap tinggi, di atas 95%, untuk minggu berikutnya. Harapan pemangkasan suku bunga yang dipercaya akan merangsang aktivitas ekonomi ini sontak mendorong saham-saham perbankan raksasa di AS.

Nama-nama besar di sektor keuangan, termasuk JPMorgan, Wells Fargo, dan Citigroup, semuanya mencatatkan kenaikan sekitar 2%, disusul penguatan pada Goldman Sachs dan Bank of America.

Bursa Saham Asia

Berbeda dengan antusiasme di Wall Street, bursa saham Asia-Pasifik menunjukkan kinerja yang beragam (mixed) pada Jumat (24/10/2025).

Sentimen positif dari AS tertahan oleh kekhawatiran yang kembali mencuat mengenai hubungan dagang antara AS dan China.

Kekhawatiran ini dipicu oleh laporan Reuters yang menyebutkan bahwa pemerintahan Donald Trump sedang mempertimbangkan pembatasan ekspor ke China untuk produk-produk yang dikembangkan dengan perangkat lunak asal AS.

Rencana pembatasan ini berpotensi mencakup spektrum luas, mulai dari laptop hingga mesin jet. Ketidakpastian mengenai kebijakan ekspor ini menambah tekanan pada iklim investasi global.

Meskipun demikian, mayoritas pasar Asia masih mampu mencatatkan kenaikan. Indeks Nikkei 225 Jepang melesat 1,35%, dan Kospi Korea Selatan melonjak 2,50%.

Sementara itu, bursa China daratan (CSI 300) menguat 1,18% dan Hang Seng Hong Kong naik 0,74%. Di sisi lain, beberapa pasar terpantau melemah, seperti S&P/ASX 200 Australia yang turun 0,15% dan Taiex Taiwan yang terkoreksi 0,42%.

Dari sisi kebijakan moneter, Bank of Korea memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level 2,5%, sesuai ekspektasi pasar.

IHSG Hari Ini: Potensi Rebound dengan Dukungan Asing

Sementara bursa regional bergerak beragam, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan Jumat lalu terpantau melemah tipis 0,03%.

Kendati ditutup di zona merah, pasar domestik menunjukkan sinyal kuat dari aktivitas investor asing. Tercatat, pasar modal Indonesia disokong oleh aksi beli bersih (net buy) asing senilai kurang lebih Rp 1,16 Triliun.

Saham-saham perbankan dan konglomerasi besar menjadi target utama investor asing, dengan lima saham yang paling banyak dibeli adalah BMRI, ASII, BBRI, UNVR, dan BBCA.

Melihat sentimen penguatan Wall Street dan dukungan net buy asing yang signifikan, BNI Sekuritas dalam kajian hariannya memproyeksikan IHSG berpotensi rebound hari ini.

Para investor diimbau untuk mencermati level teknikal penting. Level Support kritis IHSG diprediksi berada di rentang 8150 hingga 8250, yang menandakan batas bawah potensi penurunan harga.

Sementara itu, level Resist yang perlu ditembus untuk melanjutkan penguatan berada di kisaran 8300 hingga 8340.

Bagi investor yang mencari peluang, BNI Sekuritas merekomendasikan beberapa saham sebagai Trading Idea hari ini, meliputi: BBCA, TLKM, INDF, ICBP, BRPT, dan CDIA. Saham-saham ini diperkirakan akan diuntungkan oleh sentimen pasar global yang positif dan fokus investor asing.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI