Intip Bahan Baku dan Pembentukan Energi Terbarukan Biomassa, Apa Merusak Lingkungan?

Achmad Fauzi Suara.Com
Minggu, 23 November 2025 | 18:01 WIB
Intip Bahan Baku dan Pembentukan Energi Terbarukan Biomassa, Apa Merusak Lingkungan?
Ilustrasi Pohon Gamal sebagai bahan baku untuk pembentukan energi baru dan terbarukan biomassa. [Dok BJA Group].
Baca 10 detik
  • BJA Group mengembangkan energi biomassa dari wood pellet tanpa deforestasi, dengan menanam pohon gamal di Gorontalo sejak Mei 2022.
  • Pohon gamal dipilih karena cepat tumbuh dan dapat dipanen berulang hingga lima kali, mendukung keberlanjutan bahan baku biomassa.
  • Seluruh produksi wood pellet BJA Group telah memenuhi standar SVLK, menjamin legalitas dan proses tanpa merusak kelestarian hutan.

Suara.com - BJA Group, produsen wood pellet, mulai mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT). Salah satunya, EBT Biomassa yang berasal dari wood pellet dari pohon di hutan.

Namun, banyak anggapan berbagai pihak EBT Biomassa ini sering dianggap merusak hutan atau deforestasi, karena banyak menebang pohon di hutan.

Akan tetapi, BJA Group melakukan pengembangan energi hijau Biomassa tanpa mengorbankan kelestarian hutan. Misalnya dengan penanaman pohon gamal sebagai bahan baku Biomassa.

Dalam hal ini, BJA Group kembali menanam pohon gamal di area milik PT Banyan Tumbuh Lestari (BTL), anak usaha BJA Group, di Popayato Timur, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.

Sejak memulai penanaman gamal pada Mei 2022, BTL telah menanam sekitar 20,4 juta pohon gamal di atas lahan seluas 4.080 hektare.

Ilustrasi energi bersih - energi terbarukan. (Photo by Tara Winstead/Pexels)
Ilustrasi energi bersih - energi terbarukan. (Photo by Tara Winstead/Pexels)

Alasan Pohon Gamal jadi Bahan Baku Biomassa

Tanaman gamal dipilih karena merupakan sumber biomassa yang ideal dan tumbuh cepat, dapat dipanen berulang, serta punya densitas tinggi.

Sehingga, lebih efisien sebagai bahan baku wood pellet, salah satu sumber energi terbarukan yang permintaannya terus meningkat secara global.

Gamal yang pertama kali ditanam pada 2022 kini sudah mencapai tinggi sekitar 8 meter. Tanaman ini dapat dipanen pada umur 4–5 tahun, dan bisa ditebang hingga lima kali tanpa perlu penanaman ulang.

Baca Juga: ESDM Ungkap Alasan Sumber Listrik RI Mayoritas dari Batu Bara

Siklus panen yang cepat inilah yang membuat gamal menjadi salah satu tulang punggung keberlanjutan industri biomassa.

Direktur BJA Group, Zunaidi, menegaskan penanaman gamal merupakan bukti industri biomassa Indonesia bisa maju tanpa merusak lingkungan.

"Setiap pohon gamal yang kami tanam bukan sekadar tanaman energi, tetapi representasi dari komitmen kami untuk menghijaukan masa depan dan membangun sumber energi terbarukan dari bahan baku yang lestari," ujar Zunaidi seperti dikutip, di Jakarta, Minggu (23/11/2025).

Seluruh proses produksi wood pellet BJA Group telah memenuhi SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian). Hal ini memastikan bahwa setiap produk biomassa dapat dilacak asal-usulnya dan diproduksi tanpa praktik deforestasi.

"Kami ingin menunjukkan bahwa industri wood pellet Indonesia legal, lestari, dan menyejahterakan sehingga bisa menjadi contoh bagi dunia," imbuh Zunaidi

Apa itu Energi Biomassa

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI