- Star Energy Geothermal bermitra dengan ABB untuk modernisasi sistem kontrol PLTP Wayang Windu menggunakan Symphony Plus DCS.
- PLTP Wayang Windu ditargetkan memiliki tiga unit dengan total kapasitas 230,5 MW hingga tahun 2025.
- Modernisasi ini meningkatkan stabilitas, mengurangi waktu henti operasional, dan mendukung masa depan rendah karbon Indonesia.
Suara.com - Star Energy Geothermal (SEG), anak usaha Barito Renewables, menggandeng ABB untuk meningkatkan sistem operasional Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Wayang Windu.
Hingga 2025, pembangkit panas bumi ini akan memiliki tiga unit dengan total kapasitas 230,5 megawatt (MW), seiring pengembangan Unit 3 yang tengah berjalan.
Group CEO Star Energy Geothermal, Hendra Soetjipto Tan, mengatakan perusahaan berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi energi panas bumi secara maksimal.
"Dengan bermitra bersama perusahaan teknologi global yang terdepan seperti ABB, kami memanfaatkan keahlian dan solusi inovatif untuk mempercepat langkah menuju masa depan rendah karbon bagi Indonesia," ujarnya di Jakarta, Minggu (21/12/2025).
![Pipa gas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Madina. [Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/01/26/42647-pipa-gas-pembangkit-listrik-tenaga-panas-bumi.jpg)
Langkah modernisasi dilakukan melalui penerapan ABB Ability Symphony Plus Distributed Control System (DCS) pada Unit 1 dan 2. Sistem ini memungkinkan pengelolaan operasi pembangkit secara lebih adaptif terhadap kebutuhan variabel, sekaligus menjaga stabilitas dan keandalan pasokan listrik.
Peningkatan teknologi tersebut memberikan dampak signifikan terhadap kinerja operasional. SEG mencatat adanya peningkatan stabilitas sistem, penurunan waktu henti (downtime), serta efisiensi operasional yang lebih baik.
Desain modular Symphony Plus juga mendukung ekspansi kapasitas di masa depan tanpa memerlukan peningkatan infrastruktur yang kompleks.
Selain sistem kontrol, ABB juga meningkatkan sistem Human Machine Interface (HMI) dengan mentransformasi platform lama ke Symphony Plus (S+), sehingga memperkuat kendali operasional Unit 1 dan 2. Sementara itu, untuk Unit 3, Symphony Plus DCS telah diterapkan sejak awal sebagai bagian dari pengembangan fasilitas baru.
Pengembangan PLTP Wayang Windu menjadi bagian dari upaya optimalisasi potensi panas bumi nasional. Indonesia diketahui memiliki sekitar 40 persen cadangan panas bumi dunia, namun baru sekitar 10 persen yang dimanfaatkan dari total potensi sekitar 24.000 MW.
Baca Juga: Cofiring Hidroden di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas Diuji Coba, Gimana Hasilnya?
ABB menegaskan peran teknologi sebagai kunci dalam mendorong energi terbarukan menjadi sumber listrik yang andal dan berkelanjutan.
President Energy Industries division Asia ABB, Anders Maltesen, menambahkan perusahaan percaya bahwa teknologi adalah salah satu pengungkit utama untuk menjadikan energi terbarukan, seperti panas bumi, sebagai sumber listrik yang andal dan dapat terus dikembangkan di Indonesia.
"Kami berkomitmen membantu industri mengoptimalkan operasi, meningkatkan keandalan, serta mempercepat peralihan menuju masa depan rendah karbon," katanya.
Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan pemanfaatan kapasitas panas bumi mencapai sekitar 7.200 MW pada 2025 sebagaimana tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Perluasan PLTP Wayang Windu dinilai sejalan dengan target tersebut sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional berbasis sumber daya bersih dan berkelanjutan.