Meraba Strategi Juru Taktik di Duel Hidup Mati Madrid - Liverpool

Syaiful Rachman Suara.Com
Jum'at, 25 Mei 2018 | 05:07 WIB
Meraba Strategi Juru Taktik di Duel Hidup Mati Madrid - Liverpool
Kolase foto pelatih Real Madrid Zinedine Zidane dan manajer Liverpool Jurgen Klopp [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Laga puncak kompetisi kasta tertinggi Eropa, Liga Champions, musim 2017/18 akan tersaji di NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina, Minggu (27/5/2018) dini hari WIB. Di final, juara bertahan Real Madrid akan ditantang salah satu penghuni papan atas Liga Inggris, Liverpool.

Tampil di final kompetisi selevel Liga Champions, kedua tim dipastikan bakal tampil all out dengan motivasi selangit. Bagi Madrid, rekor baru ada di depan mata. Berhasil merengkuh gelar juara di dua gelaran terakhir, kemenangan di final musim ini akan semakin mengukuhkan posisi Los Blancos sebagai raja Eropa dengan gelar ke-13.

Sementara untuk sang entrenador Zinedine Zidane, kemenangan di final kali ini akan menjadikannya sebagai pelatih tersukses sepanjang sejarah kompetisi kasta tertinggi benua biru dengan meraih tiga trofi Liga Champions secara beruntun.

Bagi Liverpool, final Liga Champions ini adalah peluang emas yang tidak boleh dilepaskan. Mengingat sudah satu dekade sejak terakhir kali tim berjuluk The Reds tampil di partai puncak kompetisi ini.

Apalagi predikat underdog sempat disematkan pada tim besutan Jurgen Klopp ketika pertama menjejakkan kaki di awal kompetisi. Predikat yang dipatahkan Mohamed Salah dan kawan-kawan dengan permainan super impresif.

Permainan gemilang yang mampu meruntuhkan pertahanan tim unggulan macam Manchester City di perempat final, dan pastinya menyisakan teror di kubu Real Madrid saat ini.

Real Madrid (instagram)

Sekelumit strategi 4-4-2 versus 4-3-3, pressing dan kecepatan jadi kunci utama

"Mereka memenangi Liga Champions dua kali di dua musim terakhir. Mereka kembali ke final lagi tahun ini. (Bayern) Munich mengira mereka tim yang lebih baik di dua (leg) pertandingan, tetapi siapa yang lebih baik di akhir pertandingan?" ujar Klopp.

Baca Juga: Kemlu Larang WNI Masuk Yaman karena Gejolak Keamanan dan Politik

"Real Madrid membutuhkan empat peluang untuk mencetak dua gol. Bayern membutuhkan delapan untuk mencetak satu gol. Mereka berpengalaman dari ujung kepala sampai ujung kaki. Saya kira mereka tak punya kelemahan."

Seperti diketahui, banyak pengamat menilai jika Madrid beruntung ketika menyingkirkan jawara Serie A Juventus di perempat final dan menumbangkan raksasa Bundesliga Bayern Munich di semifinal (dua-duanya dengan agregat tipis 4-3). Namun bagi Klopp, penilaian tersebut subjektif. Karena pernyataan di atas menggambarkan kekuatan Real Madrid saat ini di mata manajer asal Jerman.

Berbekal materi pemain merata dan kepiawaian Zinedine Zidane selaku juru taktik, Klopp sangat menyadari jika Madrid tidak akan mudah ditaklukkan. Namun bukan berarti manajer asal Jerman itu tidak punya peluang untuk merebut gelar dari Los Blancos.

Melirik pada permainan kedua tim di semifinal, Klopp yang menggunakan formasi 4-3-3 saat menghadapi AS Roma, sepertinya akan memainkan skema "menunggu momen tepat" untuk melancarkan serangan kilat.

Menunggu bukan berarti bertahan atau parkir bus. Lewat pressing tinggi, Liverpool pastinya juga akan berjuang memenangkan lini tengah demi mendapatkan bola untuk dipasok kepada trio Roberto Firmino, Sadio Mane dan Mohamed Salah yang bersiap merangsek pertahanan el Real.

Para pemain Liverpool merayakan gol Mohamed Salah (tengah). Filippo MONTEFORTE / AFP

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI