Menanti Nasib Luis Milla

Minggu, 26 Agustus 2018 | 20:31 WIB
Menanti Nasib Luis Milla
Pelatih Indonesia Luis Milla berteriak mengistruksikan pemainnya dari luar lapangan saat timnya berhasil menang telak 4-0 Indonesia pada pertandingan Grup A Asian Games ke-18 di Stadion Patriot, Bekasi Minggu (12/8). INASGOC/Charlie

Suara.com - Luis Milla Aspas tampak berkaca kaca saat jumpa pers usai timnas Indonesia U-23 dikalahkan oleh Uni Emirat Arab (UEA). Tersingkirnya Garuda Muda di babak 16 besar Asian Games 2018 membuat nasibnya juga berada di ujung tanduk.

Hujan air mata memenuhi Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jumat (24/8/2018). Bagaimana tidak, langkah timnas Indonesia U-23 harus terhenti di babak 16 besar Asian Games 2018 dari Uni Emirat Arab lewat adu penalti.

Bagi masyarakat Indonesia kekalahan yang diterima oleh Garuda Muda sangatlah tidak adil. Perjuangan keras Hansamu Yama dan kawan-kawan dinodai aksi kontroversi wasit asal Australia Shaun Evans.

Pelatih tim sepak bola Indonesia, Milla Luis (kanan) peluk syukur kepada pesepak bola Ardhiyasa Andritany pada penyisihan Grup A cabang Sepak Bola Asian Games 2018 yang berlangsung di Stadion Patriot Bekasi Jawa Barat,Senin (20/8/2018). ANTARA FOTO/INASGOC/Hery Sudewo
Pelatih tim sepak bola Indonesia, Milla Luis (kanan) peluk syukur kepada pesepak bola Ardhiyasa Andritany pada penyisihan Grup A cabang Sepak Bola Asian Games 2018 yang berlangsung di Stadion Patriot Bekasi Jawa Barat,Senin (20/8/2018). ANTARA FOTO/INASGOC/Hery Sudewo

Salah satu contoh yakni, dua gol UEA yang merupakan "hadiah" dari wasit lantaran tim Timur Tengah itu mencetak angka dari titik putih. Seakan tidak kenal menyerah, Evan Dimas Cs terus berjuang dan berhasil menyamakan kedudukan.

Gemuruh suporter menggema di Stadion Wibawa Mukti. Senang, bahagia, hingga haru mewarnai gol Stefano Lilipaly ke gawang UEA yang membuat Indonesia menyamakan skor menjadi 2-2.

Gol pemain Bali United itu memang sangatlah berharga. Disaat sebagian kecil penonton sudah beranjak dari tempat dukuknya karena menganggap Garuda Muda akan kalah. Disaat itulah Lilipaly membuat sebuah keajaiban.

Memanfaatkan umpan silang Saddil Ramdani, Lilipaly berhasil mencetak gol yang membuat harapan besar masyarakat kepada Garuda Muda kembali muncul. Gol tersebut diciptakan Lilipaly sesaat sebelum pertandingan berakhir.

Pertandingan pun dilanjutkan ke perpanjangan waktu. Stadion yang hampir dipenuhi oleh suporter Indonesia seakan tidak ada henti-hentinya memberikan dukungan kapada Pasukan Merah Putih.

Setelah terus berjibaku berusaha memenangi pertandingan pada 30 menit perpanjangan waktu, Timnas U-23 gagal mencetak gol. Pertandingan pun dilanjutkan lewat adu penalti.

Di sinilah nasib Indonesia ditentukan. Septian David Maulana dan Saddil Ramdani gagal memasukan bola ke gawang UEA yang membuat Indonesia harus tersingkir dari Asian Games dengan skor total 3-4.

Stadion sesaat menjadi hening. Tim pelatih, official, pemain, hingga sebagian suporter tak kuasa menahan sedih hingga menangis.

Bukanlah hasil yang menjadi sorotan. Namun, proses kekalahan yang diterima oleh Timnas U-23, lah yang dianggap sangat kejam karena ulah wasit yang dianggap berat sebelah.

Perjuangan Garuda Muda menjadi sia-sia di Asian Games 2018. Mulai mempersiapkan tim sejak 1,5 tahun lalu, skuat asuhan Luis Milla Aspas diharapkan mampu tembus semifinal.

"Bisa dibayangkan, perasaan kami saat ini sangat sedih, terbawa emosi melihat anak-anak kerja keras. Anak-anak saya tak berhak gugur."

"Ini tak adil, wasit hari ini sama sekali tak punya level, dia mungkin berlevel tapi tak memiliki hati. Tak melihat perjuangan pemain. Dia tak lihat jiwa pemain-pemain muda yang dirusak tekadnya oleh dia," kata Luis Milla dalam jumpa pers usai laga sambil berkaca-kaca.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI