Dari bursa transfer, 2018 cukup digegerkan dengan transfer Philippe Coutinho. Bukan pada musim panas, melainkan pada awal tahun, yakni pada jendela transfer musim dingin Januari 2018.
Well, Coutinho sendiri memang sudah santer dikaitkan dengan Barcelona sejak musim panas 2017, namun gelandang berpaspor Brasil itu baru benar-benar meninggalkan Liverpool menuju Camp Nou enam bulan setelahnya.
![Philippe Coutinho diperkenalkan kepada publik Camp Nou, Senin (8/1/2018) [AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/01/08/62613-philippe-coutinho.jpg)
Yang membuat geger sendiri sejatinya bukan kepindahan Coutinho, melainkan harga transfernya yang memecahkan rekor transfer penjualan klub Inggris sepanjang sejarah. Liverpool menerima dana tak kurang dari 142 juta pounds dari Barca untuk penjualan Coutinho.
Sementara untuk transfer pembelian, klub-klub Inggris tampaknya kembali sedikit ‘berhemat’ pada 2018. Buktinya rekor transfer Paul Pogba, yakni 89,3 juta pounds saat Man United mendatangkannya dari Juventus pada musim panas 2016, masih menjadi rekor pembelian termahal di Inggris hingga detik ini.
Tragedi di King Power Stadium
Tanggal 27 Oktober 2018 menjadi hari berkabung bagi sepakbola Inggris dan dunia, khususnya teruntuk klub Leicester City. Sang owner, Vichai Srivaddhanaprabha harus meregang nyawa usai mengalami kecelakaan helikopter.
Helikopter yang ditumpangi Vichai diketahui jatuh di dekat area parkir King Power Stadium, markas Leicester pada pukul 20.20 waktu setempat, sekitar satu jam usai The Foxes –julukan Leicester – bertanding melawan West Ham United.
![Mendiang pemilik Leicester City, Vichai Srivaddhanaprabha. [LINDSEY PARNABY / AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/10/29/13906-vichai-srivaddhanaprabha.jpg)
Putri Vichai juga tewas dalam kecelakaan nahas tersebut, ditambah pula dua anggota staf pengusaha asal Thailand tersebut, serta pilot Eric Swaffer dan satu penumpang lainnya.
Dejavu Jose Mourinho
Baca Juga: Ulah Mohamed Salah saat Lawan Arsenal Bikin Jurgen Klopp Hampir Menangis
Bulan Desember tampaknya memang menjadi bulan sial bagi Jose Mourinho, tak terkecuali Desember 2018. Mourinho didepak dari jabatannya sebagai pelatih kepala Manchester United pada Selasa (18/12/2018) lalu, tak sampai 48 jam setelah Setan Merah dipermalukan Liverpool di Anfield pada lanjutan Liga Inggris 2018/2019.
Tentu saja kekalahan itu bukan satu-satunya alasan Mourinho kehilangan pekerjaannya, mengingat Man United minim hasil positif sepanjang musim 2018/2019 ini, walaupun Marcus Rashford dan kawan-kawan berhasil lolos dari fase grup Liga Champions.
![Manajer Manchester United, Jose Mourinho. [Oli SCARFF / AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/10/30/92367-jose-mourinho.jpg)
Namun, kekalahan dari Liverpool pada laga North-West Derby tersebut seolah menjadi batas toleransi kesabaran manajemen Man United pada Mourinho, yang akhirnya menunjuk Ole Gunnar Solskjaer sebagai penggantinya dengan menjabat sebagai carataker hingga akhir musim ini.
Uniknya, tiga tahun silam, juga pada bulan Desember, Mourinho juga didepak dari kursi kepelatihan Chelsea, tepatnya pada 17 Desember 2015. Seperti diketahui, performa Chelsea memang merosot pada musim 2015/2016, padahal semusim sebelumnya mereka tampil dominan dan keluar sebagai juara Liga Inggris.
Bak sebuah dejavu, Mourinho pun kini akhirnya menganggur setelah dipecat pada bulan Desember. Pelatih berjuluk The Special One itu pun tampaknya kini telah berada pada titik akhir dalam karier manajerialnya yang sejatinya penuh kesuksesan.
Liverpool Penerus Kedigdayaan Manchester City?