"Saya tahu semua masalah yang mereka hadapi. Orang-orang ini berkorban demi membeli tiket. Mereka selalu di sana, selalu di sana. Itu membuat saya mengenali mereka sejak hari pertama," tutur Maradona.
"Mereka percaya kepada saya, mereka memberi saya segalanya tanpa mengenal saya dan itu tidak bisa dilupakan."
Ketika Timnas Argentina yang diperkuat Maradona bertemu Italia di Naples pada Piala Dunia 1990, beberapa pendukung tuan rumah melakukan hal yang tidak terpikirkan dengan justru bersorak mendukung negara Amerika Selatan itu.
Para politisi lokal jatuh hati untuk berfoto dengannya dan bahkan sampai hari ini, lukisan Maradona masih menghiasi dinding-dinding di seantero kota itu.
Namun, tidak semuanya menyenangkan. Sebuah film dokumenter produksi 2019 mengisahkan tahun-tahun liarnya di Naples ketika sang megabintang menjadi kecanduan kokain dan pesta.
Maradona memiliki seorang putra yang baru dia kenal setelah pengadilan Italia memerintahkannya membayar perawatan, dan The Golden Boy dikejar oleh otoritas pajak setempat atas tunggakan yang belum dibayar selama bertahun-tahun setelah kepergiannya.
Tetapi, itu bukanlah bagaimana Maradona akan diingat di Naples.
"Maradona adalah dewa bagi rakyat Naples. Maradona telah mengubah sejarah," kata kapten Timnas Italia yang sukses menjuarai Piala Dunia 2006, Fabio Cannavaro.
"Dalam 80 tahun, kami (Napoli) selalu menderita, berjuang melawan degradasi. Namun, dalam tujuh musim bersamanya kami memenangkan dua gelar liga, Piala UEFA. Saya juga penggemarnya dan menjalani tahun-tahun itu bersama Maradona sungguh luar biasa," tukas bek legendaris yang mengawali kariernya sebagai pemain bersama Napoli pada 1992-1995 itu.
Baca Juga: Ironi Diego Maradona: Fenomenal sebagai Pemain, Memble sebagai Pelatih