Layaknya pemain Afrika yang ingin merajut mimpi jadi pesepak bola ternama, Daka pun terbang ke Eropa di mana ia dipinjamkan ole Kafue Celtic ke klub Austria bernama Liefering pada 2017 selama setengah musim.
Tak disangka, keberuntungan datang ke Daka. Berkat penampilannya bersama Liefering itu, raksasa Austria yakni Red Bull Salzburg, datang meminangnya pada musim panas 2017.
Namun Daka tak serta merta menembus tim utama dan bermain reguler. Di usia yang baru 18 tahun, ia harus bermain untuk tim muda Red Bull Salzburg di ajang UEFA Youth League di mana ia berhasil meraih gelar juara pada 2017.
Sejak saat itu, Daka pun masuk ke tim utama meski belum bermain reguler karena adaptasi dan banyaknya bintang di kubu Red Bull Salzburg.
Red Bull Salzburg mulai mempercayainya di musim 2018/19. Dalam musim penuh pertamanya bersama tim tersebut, Daka hanya berhasil melesakkan enam gol dari 26 laga di segala ajang.
Barulah di musim 2019/20 Daka menuai buah dari perjuangannya yang jauh dari rumah. Dalam 45 pertandingan di segala ajang, ia mampu mencetak 27 gol bagi Red Bull Salzburg.
Namun pamornya di musim itu tertutupi oleh apiknya penampilan Erling Haaland. Kepindahan bomber asal Norwegia itu ke Borussia Dortmund pada Desember 2019 seakan membuka jalan Daka untuk lebih dikenal dunia.
Dan benar saja. Di musim 2020/21, Daka menjadi ujung tombak Red Bull Salzburg sekaligus pengganti sepadan Haaland di mana ia melesakkan 34 gol di berbagai ajang.
27 dari 34 gol yang ia lesakkan itu, Daka buat di kancah liga dari 28 pertandingan saja. Maka tak heran ia terpilih sebagai pemain terbaik Liga Austria sekaligus top skor.
Baca Juga: Leicester City Pecundangi Manchester United 4-2 di King Power Stadium
Torehan itu lah yang membuat Leicester City langsung bergerak cepat untuk meminangnya di musim panas 2021 dengan mahar 30 juta euro.
Bisa jadi, Patson Daka nantinya akan menjadi penerus Jamie Vardy di Leicester City yang kini mulai dimakan usia dan berada di akhir masa kejayaannya.
[Zulfikar Pamungkas]