Ahmad Bustomi, Dirijen Permainan yang Akrab dengan Cedera
Ahmad Bustomi lahir di Jombang pada 13 Juli 1985. Pria yang akrab disapa Cimot ini mengawali karier sepak bolanya di Persema Malang.
Diasuh oleh pelatih legendaris sekelas Danurwindo di Persema, membuat Bustomi pun menjadi pemain yang matang dan membuatnya dilirik tim besar.
Pada 2008 Bustomi menyeberang ke rival, Arema Indonesia yang saat itu tengah serius membangun skuat untuk meraih gelar juara.
Bustomi pun menjadi andalan pelatih saat itu, Robert Rene Alberts, yang memasangkannya dengan pemain kawakan seperti Roman Chmelo dan Esteban Guillen.
Apiknya penampilan Bustomi dengan deretan bintang ternama di Arema pun membuat trofi Liga Indonesia (saat itu bernama ISL) datang ke Malang.
Setelahnya Bustomi kerap bergonta-ganti klub di mana Arema selalu menjadi tempat kepulangannya. Pada 2011 ia bergabung di Mitra Kukar dan kembali ke Singo Edan pada 2014.
Pada 2016, ia bergabung Madura United. Namun setengah musim berselang Bustomi memutuskan kembali ke Arema.
Pada 2018, Bustomi kembali ke Mitra Kukar dan bertahan cukup lama yakni hingga 2020, sebelum memutuskan kembali ke Jawa Timur dengan bergabung Persela Lamongan.
Penampilan impresif Bustomi di level klub membuatnya mendapat kepercayaan untuk membela tim nasional Indonesia di kelompok umur maupun senior.