Apiknya penampilan Bustomi dengan deretan bintang ternama di Arema pun membuat trofi Liga Indonesia (saat itu bernama ISL) datang ke Malang.
Setelahnya Bustomi kerap bergonta-ganti klub di mana Arema selalu menjadi tempat kepulangannya. Pada 2011 ia bergabung di Mitra Kukar dan kembali ke Singo Edan pada 2014.
Pada 2016, ia bergabung Madura United. Namun setengah musim berselang Bustomi memutuskan kembali ke Arema.
Pada 2018, Bustomi kembali ke Mitra Kukar dan bertahan cukup lama yakni hingga 2020, sebelum memutuskan kembali ke Jawa Timur dengan bergabung Persela Lamongan.
Penampilan impresif Bustomi di level klub membuatnya mendapat kepercayaan untuk membela tim nasional Indonesia di kelompok umur maupun senior.
Panggilan bela negara pertama yang diterimanya adalah untuk membela Indonesia bersama tim U-23 di Asian Games, SEA Games, dan Pra Olimpiade.
Adapun debutnya di Timnas senior terjadi pada 8 Oktober 2010. Tak tanggung-tanggung, debutnya kala itu melawan Uruguay di SUGBK.
Sebagai pesepak bola, Bustomi pun tak bisa terhindar dari cedera. Namun cedera yang didapatkannya dalam kariernya terbilang tak biasa untuk pemain Indonesia dan hampir membuatnya pensiun.
Cedera terparah yang diterima Bustomi adalah cedera ACL yang ia dapat pada gelaran ISL 2014. Cedera inilah yang hampir membuatnya berhenti berkarier menjadi pesepak bola.
Bagaimana tidak, setelah melewati pengobatan alternatif dan dinyatakan sembuh, Bustomi kembali mengalami cedera lainnya yakni cedera lutut usai bertabrakan dengan Osvaldo Haay.
Cedera ACL yang jadi momok pesepak bola pun kembali kambuh pada 2018 saat ia membela Mitra Kukar. Akhirnya, Bustomi mantap mengambil jalur operasi agar tak kambuh.
Alhasil, Bustomi pun harus menepi dalam waktu yang lama dan absen sepanjang 2018 guna menjalani pemulihan pasca operasi.
[Zulfikar Pamungkas]