Membangun Kebersamaan dan Membentuk Disiplin Pemain Timnas Indonesia U-16 Ala Bima Sakti

Syaiful Rachman Suara.Com
Selasa, 02 Agustus 2022 | 19:51 WIB
Membangun Kebersamaan dan Membentuk Disiplin Pemain Timnas Indonesia U-16 Ala Bima Sakti
Latihan Timnas Indonesia U-16 di Stadion Maguwoharjo, Sleman (dok. PSSI).

Ini penting karena sepak bola adalah olahraga kolektif. Setiap personel tim, baik di dalam maupun luar lapangan, merupakan sebuah struktur yang dapat hancur jika sekeping bagiannya tak kokoh.

Singkatnya, sepak bola itu "satu untuk semua, semua untuk satu". Individu berjuang untuk tim dan tim hadir untuk mendukung perkembangan pribadi-pribadi di dalamnya agar lebih baik.

Terkait hal itu, ada satu pernyataan tajam dari legenda sepak bola Brazil, Arthur Antunes Coimbra atau lebih dikenal sebagai Zico.

Dikutip dari Goal.com, ketika ditanyakan perihal dirinya yang tidak pernah menjuarai Piala Dunia, Zico menjawabnya dengan elegan.

"Sepak bola adalah olahraga kolektif dan sering kali nasib tim tidak bergantung pada permainan bagus seorang pemain, tetapi pada performa apik skuad itu secara keseluruhan".

Pola pikir seperti ini sangat sesuai ditanamkan kepada pemain-pemain belia seperti mereka yang berkompetisi di Piala AFF U-16 2022.

Sebagus apapun bakat pemain di sana, tidak akan terasah maksimal tanpa dukungan lingkungan terutama sokongan dari teman-teman setim, pelatih sampai ofisial.

Mentalitas pemain mesti dibentuk dengan tangguh karena dari kompetisi U-16, mereka akan mengarungi sulitnya bertahan di sektor lapangan hijau.

Tidak sedikit dari pemain-pemain itu, nantinya, akan beralih profesi lantaran tak bisa bersaing di dunia sepak bola atau berkarier sebagai pesepak bola, tapi karier mandek sebab tak mau mengasah diri.

Baca Juga: Hasil Piala AFF U-16: Myanmar Bikin Kejutan, Permalukan Australia 3-2

Namun, apa saja profesi mereka di masa depan, setidak-tidaknya Bima sudah memberikan pondasi dalam bentuk kedisiplinan. Bahwa mereka tak bisa dilepaskan dari orang lain.

Skuad timnas U-16 pun tidak merasa apa yang diberikan pelatih mereka sebagai beban.

"Bagi kami, itu bagus untuk kedisiplinan. Supaya kami semua kompak dan tidak sembarangan," ujar Narendra Tegar.

Pesepak bola Timnas Indonesia U-16 berselebrasi usai melawan Timnas Filipina U-16 saat laga AFF U-16 2022 di Stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman, D.I Yogyakarta, Minggu (31/7/2022). Timnas U-16 Indonesia mengalahkan Timnas Filipina U-16 dengan skor akhir 2-0. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/wsj.
Pesepak bola Timnas Indonesia U-16 berselebrasi usai melawan Timnas Filipina U-16 saat laga AFF U-16 2022 di Stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman, D.I Yogyakarta, Minggu (31/7/2022). Timnas U-16 Indonesia mengalahkan Timnas Filipina U-16 dengan skor akhir 2-0. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/wsj.

Orang tua

Bima Sakti tak menolak anggapan bahwa sebagai pelatih anak-anak berusia 16 tahun ke bawah, dia juga harus berperan sebagai orang tua, kakak dan sahabat bagi pemainnya.

Pesepak bola umur remaja, dia menjelaskan, tidak bisa dilepaskan begitu saja layaknya pria dewasa. Mereka memerlukan sosok pengarah dan tugas itu diemban oleh pelatih.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI